Akan Dibawa Kemana Potensi Wisata Megalit Lahat..Ini Jawabnya

Situs megalit yang tersebar di Kabupaten Lahat masih belum menjadi objek wisata andalan daerah ini, karena kalah bersaing dengan objek wisata hiburan. Untuk itu, diperlukan kerja keras dan keseriusan berbagai pihak terutama Pemkab Lahat. Agar sumber daya magalit ini menjadi destinasi wisata yang, mampu memberikan kontribusi bagi pendapatan daerah dan peningkatan kesejehteran masyarakat setempat.


Diskusi virtual alias dalam jaringang (daring), yang digelar Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jambi, Kamis (11/6/2020), mendapat beragam saran dan masukan dari peserta. Yaitu bagaimana menjadikan megalit sebagai salah satu potensi pariwisata andalan Kabupaten Lahat.

Diskusi virtual yang dimoderatori, Rhis Eka Wibawa itu mengangkat tema "Cahaya Negeri Seribu Megalit Menuju Masyarakat Adil dan Sejahtera" berlangsung selama 3 jam dengan 98 partisipan dari berbagai kalangan.

Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jambi yang membawahi peninggalan sejarah di Sumbagsel Iskandar M Siregar pada sesi pembuka mengutarakan, diskusi itu selain dikaitkan dengan Peringatan Hari Lahir Pancasila dan Peringatan Ke-107 Hari Purbakala, juga untuk memperoleh masukan dan solusi mau diapakan megalit Lahat ini.

Wakil Bupati Lahat Haryanto yang menjadi narasumber pertama, mengutarakan beberapa hal yang telah dilakukan pihaknya untuk menjadikan megalit sebagai salah satu wisata andalan. Di antaranya membuat pagar di sekitar situs sehingga terhindar dari perbuatan yang akan merusak situs tersebut. Selain itu, promosi terus dilakukan di antaranya membuat souvenir motif megalit dan lainnya.

Dikemukakan Haryanto, keberadaan megalit ini telah mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) sehingga Kabupaten Lahat juga dijuluki Negeri Seribu Megalit.

Cukup banyak pertanyaan dilontarkan peserta diskusi, baik secara langsung maupun melalui chat group, namun setidaknya ada 3 pertanyaan yang langsung dijawab Wabup Haryanto. Salah satunya dari Yudi Suhartono dari BK Borubudur, yang menanyakan upaya apa dilakukan Pemkab Lahat untuk pelestarian dan mengajak masyarakat dalam pemanfaatan situs megalit yang dimiliki.

"Kita telah membanguan sarana pendukung, seperti pemagaran di sekitar situs megalit dan mengadakan pelatihan tentang sejarah megalit tersebut," ulas Haryanto.

Sedangkan menjawab pertanyaan Adrian soal arah pengembangan situs megalit Lahat ke depan. Wabup Haryanto mengemukakan, pihaknya berencana membangun museum megalit sebagai upaya memberikan edukasi dan promosi megalit secara luas.

Kasub TU BPCB Jambi Kristanto pada pemaparannya mengemukakan, megalit yang ada di Kabupaten Lahat baik bentuk dan lokasinya.

Sedangkan Ketua Komunitas Panoramic of Lahat Mario mengutarakan, keberadaan megalit di Lahat sudah menjadi perhatian sejak lama bahkan hingga peniliti di luar negeri, karena Kabupaten Lahat menjadi tempat megalit terbanyak di Indonesia.

Hal itulah yang menjadi motivasi pihaknya untuk menggali atau mencari keberadaan megalit yang ada di Lahat, sehingga pihaknya mendapatkan penghargaan dari MURI sebagai pemilik data megalit terbanyak. Apresiasi itumenjadi pemicu pihaknya untuk terus mempromosikan megalit sehingga agar bisa menjadi salah satu objek wisata yang potensial.

Dikemukakan Mario, selama 10 tahun pihaknya menggeluti "dunia megalit", telah banyak program yang dilakukan, selain terus mencari keberadaan megalit juga mempromosikannya melalui berbagai media, baik media cetak, elektronik, online, maupun media sosial.

Sementara Maria Tri Widayati, narasumber dari Yogyakarta mengutarakan, setidaknya terdapat 1.027 megalit yang tersebar di Kabupaten Lahat. "Kekayaan megalit yang besar itu mau diapakan?," tanya Maria. Untuk itu, tutur Maria, harus dipikirkan oleh semua stageholder untuk mencari solusi yang pas guna pengembangan wisata megalit tersebut.

Maria menawarkan setidaknya 5 solusi pariwisata budaya Lahat terkait dengan megalit yakni pendidikan, wisata, pelestarian budaya, pelestarian alam, dan aktivitas minat khusus.

Kepala Dinas Parwisata Kabupaten Lahat, Saprani dalam diskusi itu mengemukakan, menjadi pekerjaan rumah dan tantangan bagi pihaknya ke depan bagaimana agar situs megalit yang dimiliki dapat lebih menarik wisatawan. Karena, kunci pariwisata adalah unik dan menarik sehingga akan banyak dikunjungi wisatawan. [ida]