46 Petugas Gabungan Evakuasi Jenazah Pendaki Asal Bengkulu dari Gunung Dempo

Jenazah Deko Avrinsah yang berhasil dievakuasi dari gunung Dempo kota Pagar Alam. (Dokumentasi BPBD Pagar Alam)
Jenazah Deko Avrinsah yang berhasil dievakuasi dari gunung Dempo kota Pagar Alam. (Dokumentasi BPBD Pagar Alam)

 Sebanyak 46 petugas gabungan yang terdiri dari anggota Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pagar Alam dan relawan berjuang keras menurunkan jenazah Deko Avriansah (22), pendaki asal Kabupaten Seluma, Bengkulu, yang meninggal dunia di puncak Gunung Dempo pada Jumat dini hari (3/01/2025).  


Tim evakuasi ini terdiri dari 35 anggota BPBD, 11 relawan, dan 3 tim medis TSC. Mereka bekerja secara estafet mengingat medan yang cukup berat, terutama di jalur evakuasi dari Tugu Rimau.  

"Kami terjunkan tim evakuasi terdiri dari 35 orang anggota BPBD, dibantu 11 relawan, dan 3 tim medis TSC. Evakuasi dilakukan secara estafet dengan membagi kelompok di beberapa titik," ujar Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Kota Pagar Alam, Anjas.

Anjas menambahkan, sistem estafet diterapkan untuk menjaga kondisi fisik tim evakuasi karena medan yang berat.

"Kami juga menempatkan tim di beberapa pos pantau agar keselamatan tim terjaga," tambahnya.  

Sebelumnya, dilaporkan bahwa Deko Avriansah, yang mendaki Gunung Dempo pada Selasa (31/12/2024) bersama rekannya untuk merayakan malam tahun baru, diduga meninggal akibat hipotermia dan kelelahan. Setelah mencapai puncak, kondisi korban memburuk dan rekannya turun untuk meminta bantuan.  

Pada Jumat (3/1/2025) dini hari, sekitar pukul 01.45 WIB, korban ditemukan meninggal dunia di puncak Gunung Dempo. Tim gabungan dari BPBD dan relawan segera melakukan evakuasi jenazah korban.  

Kepala BPBD Kota Pagar Alam, Jon Hasman, mengonfirmasi peristiwa tersebut dan menyatakan bahwa pendaki yang meninggal diduga terkena hipotermia serta kelelahan. 

"Korban semula dalam kondisi sehat saat memulai pendakian," ujar Jon Hasman.