14 Negara jadi Target Ekspor Balai Karantina Pertanian Palembang

Pelabuhan Bombaru. (Istri/Rmolsumsel.id).
Pelabuhan Bombaru. (Istri/Rmolsumsel.id).

Sebanyak 14 negara menjadi target ekspor komoditas pertanian Sumsel, seperti sawit dan turunannya, kayu, karet dan magot. Bahkan aktivitas ekspor Sumsel bidang pertanian ditarget sebesar 300 persen hingga tahun 2024.


Kepala Balai Karantina Pertanian Palembang, Hafni Zahra mengatakan, ada sebanyak 16.000 ton komoditi pertanian yang akan dikirimkan dengan nilai sebesar Rp 242,4 miliar dalam dua pekan ke depan. "Kita diberikan target oleh Kementan yakni target ekspor harus meningkat sebesar tiga kali lipat, itu sejak 2020 lalu hingga 2024 mendatang," katanya, Kamis (30/12).

Dikatakan Hafni, dalam dua tahun terakhir kegiatan ekspor Sumsel mengalami peningkatan sampai 51 persen secara niai dan 159 persen secara jumlah. "Tujuan ekspor 14 negara, diantaranya China, Malaysia, Singapura, Mesir, Thailand, India, dan sebagainya. Adanya peningkatan ini lantaran pandemi sudah membaik sehingga perekonomian pun berjalan baik dan terdampak pula pada kualitas dan kuantitas ekspor,” tambah dia.

Selain komoditas pertanian, Hafni kembali menjelaskan bahwa tahun ini menjadi momen pertama kali dalam pengiriman magot atau cacing pakan ternak ikan yang menjadi minat bagi warga negara luar.

"Untuk pertama kalinya kita ekspor magot, dan itu ke Singapura. di sana kebutuhan magot sangat besar, sehingga saat ini Ogan Ilir diminta untuk menyiapkan magot dalam jumlah besar untuk diekspor, sebab Ogan Ilir masih menjadi penghasil magot terbesar di Sumsel sekarang," lanjutnya.

Diakuinya, selama ini magot menjadi komoditas yang berasal dari Pulau Jawa, namun saat ini sudah menjadi komoditas yang dicontoh oleh Ogan Ilir, Sumsel. Nanti, pihaknya pun akan melanjutkan gebyar ekspor selama tiga kali di tahun depan yakni pada Maret, Agustus berbarengan dengan Merdeka Ekspor dan di akhir tahun.

“Target tahun depan tiga kali lipat dari 2021. Untuk itu, kita terus bersinergi dengan berbagai pihak untuk mendukung ekspor ini,” jelasnya.

Sementara, Gubernur Sumsel Herman Deru menjelaskan, Sumsel memiliki berbagai kekayaan alam yang melimpah, baik pertanian, maupun mineral. Untuk itu, rata-rata dalam satu tahun, Provinsi Sumsel dapat mengekspor sekitar 57 juta ton berbagai komoditas yang ada di Sumsel.

“Jadi memang kekayaan Sumsel dalam sumber daya alam dan sumber daya manusia sangat mendukung kegiatan ekspor ini. Tapi tanpa pengelolaan yang benar dari hulunya, tanpa fasilitasi yang benar termasuk pengamanan, dan tanpa pelayanan yang baik dari trading hingga ekspor maka akan sangat berdampak dalam hal ekspor,” katanya.

Herman Deru juga meminta agar keterlibatan petani dalam aktivitas ekpor juga sangat diperlukan, sehingga informasi apapun itu terkait pengiriman komoditas di Sumsel perlu sampai ke petani. "Jadi para petani bisa bertekad untuk ikut memproduksi hasil pertanian atau perkebunannya agar layak ekspor. Dan mereka juga bisa mendapatkan harga-harga standar ekspor,” ucapnya. 

Untuk komoditas yang diekspor pun, Herman Deru memastikan semua produk adalah hilirisasi. Jadi  tidak ada bahan mentah, minimal sudah di produk satu tahap. "Ini semua sudah hilirisasi. Contoh kelapa, sabutnya sudah digunakan disini. Sawit sudah diolah jadi CPO, rotan contohnya juga sudah diolah jadi furniture,” jelasnya.

Ia mengungkapkan, untuk tahun depan akan ada peningkatan yang cukup signifikan untuk kuantitas ekspor. “Tekad kita tiga kali lipat. Ini tidak mungkin kerja sendiri,” tandas dia.