Warga Pagar Alam Keluhkan Kenaikan Harga dan Kelangkaan Kebutuhan Pokok

Kebutuhan pokok yang dijual di pasar Pagar Alam.  (ist/rmolsumsel.id)
Kebutuhan pokok yang dijual di pasar Pagar Alam. (ist/rmolsumsel.id)

Sejumlah harga kebutuhan pokok di Kota Pagar Alam sejak awal tahun terus merangkak naik. Beberapa bahkan mengalami kelangkaan lantaran minimnya pasokan. 


Kondisi tersebut membuat warga menjadi kesulitan dalam mengakses kebutuhan pokok. Seperti yang dialami Rianti, seorang ibu rumah tangga di Pagar Alam. Dia mengeluhkan lonjakan harga sejumlah kebutuhan pokok di Pagar Alam. 

"Harga beras sekarang mahal, gula juga naik, kemudian gas melon yang dipakai untuk masak juga langka. Kalaupun ada, harganya selangit. Jadi biaya hidup sangat berat sekali. Sementara kerja suami masih serabutan," kata Rianti saat dibincangi, Rabu (17/1/2024). 

Pemilik toko kelontong "Sahabat", Hengki mengatakan, ada dua jenis barang kebutuhan pokok yang mengalami lonjakan harga cukup signifikan. Yakni gula pasir dan minyak goreng curah.

"Perhari ini, gula pasir naik menjadi Rp 14.500 dan minyak goreng curah naik menjadi Rp 15.800 per kilogram," ungkapnya.

Selain itu, kacang kedelai sebagai bahan baku utama untuk pembuatan tahu dan tempe, sempat menghilang dari pasaran karena merupakan komoditas impor. Harganya pun naik menjadi Rp 600 ribu per sak.

"Bahan baku ini impor dari luar negeri, jadi ketersediaan dan harganya sangat tergantung dari suplier. Sekarang harganya Rp 600 ribu per sak, tergantung kiriman dari suplier kami," ujarnya.

Masalah lainnya adalah terkait dengan bahan bakar minyak dan gas elpiji bersubsidi. Harga gas bersubsidi di pasaran telah melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah. Antrian BBM jenis solar subsidi juga mengancam kelancaran pasokan logistik di Pagar Alam.

Ekonom dan rektor Universitas Lembah Dempo, Elvera menjelaskan, kenaikan harga atau kelangkaan kebutuhan pokok merupakan salah satu faktor utama inflasi. Faktor tersebut melibatkan tingginya permintaan namun ketersediaan tidak mencukupi, serta kenaikan biaya produksi barang dan jasa.

"Inflasi bisa terjadi jika kebutuhan akan suatu barang atau jasa sangat tinggi, namun ketersediaannya tidak mencukupi atau karena kenaikan biaya produksi barang dan jasa tersebut," ujarnya.

Elvera menyarankan, pemerintah dan para pemangku kepentingan di daerah segera mengambil langkah-langkah strategis untuk mengatasi masalah ini. Intervensi pasar dengan mengatur harga barang dan jasa, memastikan ketersediaan barang, dan meningkatkan pendapatan masyarakat adalah beberapa langkah yang bisa diambil untuk menekan inflasi.

"Caranya dengan memasok barang yang dibutuhkan sehingga ketersediaannya mencukupi atau dengan mengurangi biaya produksi pada barang kebutuhan tersebut. Yang lebih penting lagi adalah dengan meningkatkan pendapatan masyarakat sehingga daya beli tetap terjaga," tandasnya.