Tambah Pelatih, Wasit, dan Juri Bersertifikat Nasional, Wushu Indonesia Sumsel Gelar Penataran

Peserta penataran pelatih, wasit dan juri Wushu Indonesia Sumsel. (Iwan Setiawan/rmolsumsel.id)
Peserta penataran pelatih, wasit dan juri Wushu Indonesia Sumsel. (Iwan Setiawan/rmolsumsel.id)

Masih minimnya jumlah pelatih, wasit dan juri wushu di Sumatra Selatan membuat Pengprov Wushu Indonesia Sumsel menggelar penataran pelatihan pelatih, wasit dan juri yang diikuti 61 orang pelatih, wasit dan juri dari 11 Pengcab Wushu Indonesia di Sumsel.


Ketua Pengprov Wushu Indonesia Sumsel, M Asrul Indawan mengatakan, saat ini jumlah pelatih, wasit dan juri wushu di Sumsel yang mengantongi sertifikat nasional di bawah 50 orang. Oleh karena itu, Pengprov berinisiatif menambah jumlah itu dengan melakukan penataran pelatih, wasit dan juri ini.

“Dengan memiliki sertifikat nasional tersebut, mereka bisa bergerak lebih maksimal untuk mencari dan membina atlet baru. Idealnya di satu kabupaten/kota memiliki 5 sampai 10 pelatih. Sementara wasit dan juri harus lebih banyak karena diperlukan saat melaksanakan Kejurda maupun Kejuaraan tingkat provinsi dan nasional,” kata Asrul saat pembukaan Penataran Pelatih, Wasit dan Juri Wushu di SD Negeri 23 Kota Palembang, Senin (5/7).

Menurut Asrul, tujuan lain yang hendak dicapai dari penataran ini selain menciptakan wasit dan juri yang akuntabel dan kredibel, juga untuk menciptakan atlet-atlet baru di daerah yang andal dan profesional.

“Kegiatan ini harus dimulai sekarang karena target kita berprestasi di PON Aceh-Sumatra Utara 2024. Di PON 2024 semua nomor kita targetkan harus bisa mendulang emas untuk Wushu Indonesia Sumsel,” kata Asrul.

Asrul menyampaikan, kegiatan yang merupakan program kerja Pengprov Wushu Indonesia Sumsel tahun 2021 ini juga sebagai upaya pemerataan atlet. Karena saat ini atlet wushu di Sumsel masih terpusat di Kota Palembang.

“Kalau tidak kita bina pelatih dan wasitnya, dia tidak bisa menciptakan atlet karena pelatih itu harus ada sertifikatnya. Makanya kita gelar penataran ini supaya mereka berstandar nasional untuk nomor sanda dan taolu. Sehingga mereka memiliki sertifikat untuk melatih maupun menjadi wasit dan juri,” tukasnya.