Sumsel Tetapkan Status Siaga Darurat Bencana Kabut Asap Karhutla



Karhutla. (ist/net)
Karhutla. (ist/net)

Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel)  melakukan berbagai upaya untuk mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Selain menetapkan status siaga darurat bencana kabut asap sejak awal tahun, juga telah dikeluarkan keputusan izin pelaksanaan teknologi modifikasi cuaca (TMC) atau hujan buatan.


Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Sumsel Nandang Pangaribowo mengatakan, secara umum wilayah Sumsel sedang berlangsung pancaroba dari musim hujan ke kemarau.



”Sampai saat ini kami perkirakan di wilayah Sumsel musim kemarau akan berlangsung di bulan Mei dasarian kedua sampai dengan Juni dasarian ketiga dan berlangsung hingga Oktober 2023,” katanya, Sabtu (6/5).

BMKG juga memprakirakan puncak musim kemarau di Sumsel pada Juli-Agustus.

Pada Juli puncak kemarau di bagian barat Sumsel, yaitu Kota Lubuklinggau, Kota Pagar Alam, Kabupaten Musi Rawas, Kabupaten Musi Rawas Utara, Kabupaten Empat Lawang, dan Kabupaten Lahat. Kemudian pada Agustus di bagian tengah dan timur Sumsel, yaitu Kabupaten Musi Banyuasin, Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Muara Enim, Ogan Komering Ulu (OKU), OKU Selatan, OKU Timur, Ogan Ilir, Banyuasin, Ogan Komering.

Berdasarkan data yang dihimpun BMKG Sumsel, potensi El Nino akan terjadi pada semester kedua Tahun 2023.

"Sehingga semua pihak pemangku kepentingan berkaca dari tahun 2015 dan 2019 yang terjadinya El Nino. Kondisi tersebut dapat menyebabkan karhutla yang cukup signifikan yang kabut asap," ujarnya.

BMKG Sumsel juga telah mengimbau masyarakat dan terutama pemerintah daerah untuk siap siaga terhadap dampak El Nino.

”Apabila benar-benar terjadi El Nino tersebut dampaknya itu akan cukup signifikan di wilayah timur Sumsel karena banyak memiliki lahan gambut," katanya.

Sebelumnya Gubernur Sumsel Herman Deru mengatakan surat izin melakukan TMC diterbitkan pada April lalu yang kemudian diteruskan ke setiap kepala daerah di Sumsel.


TMC merupakan kegiatan modifikasi atau merekayasa cuaca untuk meningkatkan potensi turun hujan di antaranya dengan cara menyemai garam dalam jumlah besar ke awan potensial. "Sebelumnya pada Maret 2023 sudah diterbitkan surat penetapan bahwa Sumsel berstatus siaga darurat bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan," katanya.

Diketahui, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan musim kemarau berlangsung pada Mei hingga Oktober 2023.