Polarisasi Politik Identitas Marak Jelang Pemilu, Wakapolri: Jika Dibiarkan Bisa Sebabkan Disintegrasi Bangsa

Ist/Rmolsumsel.id
Ist/Rmolsumsel.id

Wakapolri Komjen Pol Prof Gatot Eddy Pramono mengatakan, saat ini suhu politik di Indonesia sudah mulai memanas jelang Pemilu 2024 mendatang.


"Sekarang saja riak-riaknya sudah mulai, 2024 nanti pasti suhu politik akan semakin memanas," ujar dia di sela-sela kunjungan ke Mapolda Sumsel didampingi Irwasum Polri Komjen Pol Drs Agung Budi Maryoto. 

Oleh karena itu, Gatot meminta penjabat kepala daerah berpartisipasi mengantisipasi potensi kerawanan yang muncul dalam setiap tahapan Pemilu 2024.

Menurutnya saat ini polarisasi di tengah masyarakat cukup tinggi. Terlebih, polisi masih menemukan banyak polarisasi karena politik identitas.

"Ini bisa menyebabkan disintegrasi bangsa kalau dibiarkan dan kalau kita tidak bisa mengelolanya dengan baik," katanya.

Belajar dari pengalaman, kata Gatot, potensi kerawanan sosial itu dimulai dari kampanye hitam, politik identitas, ujaran kebencian, hingga berita-berita hoaks yang beredar selama pelaksanaan Pemilu. Ia menegaskan hal tersebut tidak bisa dibiarkan begitu saja.

"Karena kalau dibiarkan nanti di tahun politik, situasi memanas, sehingga kita perlu cooling sistem," katanya.

Selain itu menurutnya dalam iklim demokrasi orang boleh berbeda pilihan. Namun, ia meminta agar perbedaan pilihan itu jangan sampai menyebabkan perpecahan.

Untuk itu, ia pun mengingatkan salah satu masalah yang perlu menjadi perhatian adalah politik identitas dan hal ini harus dihindari. "Kita juga menghindari ini, mari dari sekarang mengajak bersama, silakan siapapun calonnya nanti apakah Wali Kota, Bupati, siapa calonnya silakan sampaikan progam yang bagus," tandasnya.