Perkuat Klaim Wilayah, Kapal Patroli Terbesar Haixun 03 Dikerahkan ke Laut China Selatan 

Haixun 03. (ist/rmolsumsel.id)
Haixun 03. (ist/rmolsumsel.id)

China telah mengirim kapal patroli maritim terbesarnya, Haixun 03, ke Kepulauan Paracel yang disengketakan di Laut China Selatan, sebagai bagian dari upaya untuk memperkuat klaimnya atas wilayah tersebut. 


Kapal ini telah tiba di Pulau Woody, juga dikenal sebagai Pulau Yongxing, pada Minggu (11/6), dan dijadwalkan untuk melakukan patroli di sekitar perairan tersebut hingga awal Juli.

Haixun 03, kapal patroli laut terbesar China, diluncurkan pada tahun 2021 dan telah beroperasi sejak tahun lalu. 

Dengan ukuran panjang sekitar 128,6 meter (42 kaki) dan lebar 16 meter, kapal ini memiliki kecepatan desain 20 knot dan mampu menjangkau jarak sekitar 10.000 mil laut. 

Kemampuannya untuk berpatroli selama 60 hari tanpa pasokan ulang menjadikannya sumber daya yang berharga bagi China.

Dilengkapi dengan pusat data maritim yang dilengkapi dengan sistem pemantauan terintegrasi canggih, Haixun 03 juga memiliki kemampuan untuk membawa beberapa helikopter. 

Hal ini memungkinkan kapal ini untuk melakukan berbagai tugas patroli dan survei di perairan yang disengketakan.

Kepulauan Paracel, yang dikenal sebagai Xisha di China, merupakan wilayah yang banyak diperebutkan di Laut China Selatan. China telah mendirikan pangkalan militer dan pemukiman sipil di wilayah ini, sementara negara-negara lain seperti Filipina, Malaysia, Brunei, dan Taiwan juga memiliki klaim terhadap pulau-pulau dan terumbu karang di wilayah tersebut. 

Ketegangan antara negara-negara ini terkait klaim wilayah di Laut China Selatan telah berlangsung selama beberapa waktu, dengan Angkatan Laut AS sering melakukan operasi kebebasan navigasi di perairan tersebut.

Haixun 03 dioperasikan oleh Administrasi Keselamatan Maritim Hainan (MSA), yang bertugas memeriksa rute navigasi, peralatan telekomunikasi, mercusuar, suar, pelampung, serta fasilitas navigasi lainnya. 

Selain itu, kapal ini akan memeriksa respons radio dan sistem identifikasi otomatis kapal di wilayah tersebut, serta melakukan penindakan terhadap operasi kapal ilegal dan pencemaran laut.

Tidak hanya itu, pejabat yang bertugas akan melaksanakan survei di pulau-pulau terkait bersama personel yang berbasis di sana. 

Mereka akan mengevaluasi keamanan maritim, keselamatan penyelamatan darurat, perlindungan terhadap topan, kondisi navigasi, dan mengumpulkan informasi terkini yang relevan dengan wilayah tersebut. Tujuannya adalah untuk membangun dasar yang kokoh bagi transportasi yang aman di Laut China Selatan.