Penulisan Nama Pahlawan di Jalan Kota Palembang Banyak Keliru

Suasana webinar Bincang Pusaka 12 tentang perjuangan AK Gani dan Abdul Rozak Dalam Revolusi Fisik  di Sumatera Selatan (1945-1949)  yang di gelar oleh  Sahabat Cagar Budaya berkerjasama dengan  Museum Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II, Sabtu (7/8).(ist/rmolsumsel.id)
Suasana webinar Bincang Pusaka 12 tentang perjuangan AK Gani dan Abdul Rozak Dalam Revolusi Fisik di Sumatera Selatan (1945-1949) yang di gelar oleh Sahabat Cagar Budaya berkerjasama dengan Museum Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II, Sabtu (7/8).(ist/rmolsumsel.id)

Penggunaan nama pahlawan sebagai nama jalan di kota Palembang merupakan salah satu bentuk apresiasi tertinggi dalam menghargai perjuangan pahlawan tersebut. Namun sayang, banyak nama pahlawan yang dijadikan nama jalan di Kota Palembang salah dari sisi pengejaan maupun nilai sejarahnya.


Seperti Jalan Kolonel H Burlian. Nama Burlian di Kota Palembang merujuk pada seorang dokter. Nama lengkapnya Burlian Abdullah. Sementara untuk Kolonel yang dimaksud Kolonel H Barlian. Lalu, ada juga nama Jalan Residen A Rojak. Ejaan yang benar adalah Residen A Rozak.

“Ini salah satu kelemahan kita di Sumsel atau Palembang. Penamaannya langsung saja. Tidak ada kajian literatur atau meminta pendapat dari ahli sebelum mencantumkan nama pahlawan,” kata Sejarawan Sumsel  Syafruddin Yusuf saat menjadi narasumber dalam webinar Bincang Pusaka 12 tentang perjuangan AK Gani dan Abdul Rozak Dalam Revolusi Fisik  di Sumatera Selatan (1945-1949)  yang digelar oleh  Sahabat Cagar Budaya bekerjasama dengan  Museum Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II, Sabtu (7/8).

Syafruddin mengatakan, kekeliruan yang ada pelan-pelan akan membuat pengaburan nilai sejarah. Meskipun hanya salah eja, tetapi akan menimbulkan pengaruh yang besar. “Mungkin dari Dewan bisa mengingatkan pemerintah. Agar penamaan jalan ini dapat diperbaiki atau diluruskan,” ucapnya.

Sedangkan cucu tertua, Residen Abdul Rozak , Yus Abdul Rozak dalam kesempatan tersebut mengaku dirinya sudah berkali-kali memprotes terkait kesalahan penamaan itu. Namun, protesnya tidak pernah mendapat tanggapan. “Saya protes sampai sudah malek (bosan) aku, protesnya sudah 4 kali aku ajukan minta diperbaiki  sampai sekarang tidak ada tanggapan , sudah aku diamkan saja,” katanya.

Penggagas Sahabat Cagar Budaya, Robby Sunata berterima kasih atas kehadiran keluarga dari Dr AK Gani yaitu dan keluarga Residen Abdul Rozak yang ikut dalam webinar kali ini.

“Sahabat cagar budaya ini adalah organisasi kolektif sejarah yang akar rumput yang bergerak sendiri dan mandiri dalam kegiatannya namun tahun ini pihaknya berkerjasama dengan Museum SMB II Palembang sehingga bisa mengadakan beberapa seri acara talk show dan webinar seperti ini yang menghadirkan nara sumber yang berkompeten bidang sejarah atau setidaknya paham dengan apa yang dia bicarakan,” pungkasnya.