Rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Bali yang sudah berlangsung sejak tahun lalu dinilai telah berdampak signifikan, khususnya bagi Provinsi Bali yang menjadi tuan rumah.
- Hasilkan Deklarasi bersama, APEC Berkomitmen Mewujudkan Area Perdagangan Bebas Asia-Pasifik
- Sebelum KTT G20, Densus Tangkap Tiga Teroris di Lampung
- Istri Presiden Jokowi dan Xi Jinping Bertemu, Ini Isi Pembicaraannya
Baca Juga
"Rangkaian kegiatan KTT G20 mendongkrak ekonomi Bali dan menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia dapat pulih," kata pengamat ekonomi Universitas Udayana Bali, I Nyoman Mahaendra Yasa kepada wartawan, Jumat (21/10).
Dampak positif tersebut bukan tanpa alasan. Adanya KTT G20 telah mendatangkan banyak warga negara asing, baik para wisatawan, media maupun para delegasi. Hal ini tentu mnejadi keuntungan tersendiri bagi masyarakat Bali.
"Warga negara asing termasuk dari perwakilan delegasi negara peserta dapat meningkatkan penerimaan negara dari sektor pajak maupun devisa negara,” lanjut Mahaendra.
Selain itu, berkedudukan sebagai Presidensi G20, Indonesia bsa mendapat informasi dan pengetahuan lebih awal tentang perkembangan ekonomi global, potensi risiko yang dihadapi, serta kebijakan ekonomi yang diterapkan negara lain, terutama negara maju.
“G20 telah memacu OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development) untuk mendorong pertukaran informasi terkait pajak untuk mengakhiri penghindaran pajak,” demikian kata Mahaendra.
- Cukup Lolos Grup Piala Asia U-17 2025, Indonesia Bisa Tampil di Piala Dunia
- Sri Mulyani: Moody’s Akui Ekonomi Indonesia Tetap Kuat
- DPR RI Akan Bahas Wacana Relokasi Warga Gaza ke Indonesia