Peta koalisi partai politik untuk pemilihan gubernur (Pilgub) Jakarta, potensi terbuka bagi PDI Perjuangan dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI), meskipun di Pilpres dan Pileg) 2024 berseberangan secara politik.
- PDIP Instruksikan Seluruh Kadernya Agar Tak Gadaikan SK Pelantikan DPR
- Presiden Jokowi Izinkan Ekspor Pasir Laut, PDIP: Aneh ya
- PDIP: Megawati Akan Bertemu Prabowo Sebelum Pelantikan
Baca Juga
Direktur Eksekutif Sentral Politika Subiran Paridamos mengamati, PDIP dan PSI punya corak kepartaian yang hampir sama, ditambah basis pemilih mereka yang juga di ceruk yang tak berbeda.
Peluang dua parpol itu berkoalisi bukan hanya dilihat dari segi ideologi, tapi juga hasil Pileg DPRD Jakarta. Di mana, PDIP dan PSI telah cukup memenuhi ambang batas 20 persen perolehan suara untuk mencalonkan kepala daerah.
"PDIP (memperoleh suara) 850.174 atau 14,01 persen, yang berarti punya 15 kursi di DPRD Jakarta. Sementara PSI memperoleh 465.936 suara atau 7,68 persen, yang berarti punya 8 kursi," ujar sosok yang kerap disapa Biran itu kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (4/5).
Dari modal elektoral tersebut, lulusan S2 Komunikasi Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) itu meyakini, terdapat kemungkinan PDIP dengan PSI berkoalisi di Pilgub Jakarta di tahun 2024 ini.
Bahkan, dia mensinyalir pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang dimajukan merupakan kader andalan dua parpol tersebut, dan bahkan pernah menjabat sebagai kepala daerah di wilayah Jakarta.
"Jika PDIP hendak mengusung Ahok (Basuki Tjahaja Purnama), mungkin bisa saja berkoalisi dengan PSI, yaitu Kaesang Pangarep menjadi pasangannya," tuturnya.
"Tapi persoalannya, PSI kelihatannya juga berniat mencalonkan kadernya sendiri," demikian Biran menambahkan.
- PDIP Instruksikan Seluruh Kadernya Agar Tak Gadaikan SK Pelantikan DPR
- Presiden Jokowi Izinkan Ekspor Pasir Laut, PDIP: Aneh ya
- Terbukti Terima Uang dan Mobil dari Caleg, Komisioner Bawaslu OKU Dipecat DKPP