Pemerintah Indonesia, melalui Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, menyampaikan kekecewaan atas gagalnya resolusi gencatan senjata segera di Gaza.
- Warga Diimbau Bayar PBB Sebelum 30 September, Denda 1 Persen per Bulan Jika Terlambat
- PBB Nyalakan Tanda Bahaya, Dunia Sedang Dilanda Epidemi Panas Ekstrem
- Dana Operasional Badan PBB untuk Pengungsi Palestina Hanya Sampai September 2024
Baca Juga
Pada Jumat (8/12), Amerika Serikat (AS) memveto resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera untuk menghentikan pertumpahan darah di Jalur Gaza.
Resolusi tersebut disponsori bersama oleh hampir 100 negara anggota PBB, mendapat dukungan dari 13 anggota Dewan Keamanan. Inggris, yang juga merupakan anggota tetap Dewan Keamanan dengan hak veto, abstain.
Kekecewaan atas gagalnya resolusi tersebut diungkap oleh Retno ketika menghadiri pertemuan khusus Executive Board Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Jenewa pada Minggu (10/12).
"Dalam pertemuan saya sampaikan bahwa Indonesia sangat kecewa Dewan Keamanan PBB kembali gagal mensahkan resolusi mengenai humanitarian ceasefire yang akan dapat mengurangi penderitaan masyarakat Gaza," kata Retno dalam press briefing usai pertemuan.
Meski begitu, Retno menekankan bahwa upaya untuk memperbaiki situasi di Gaza harus terus dilakukan.
"Kita tidak boleh menyerah. Never give up," tandasnya.
- Yahya Sinwar Yakin Satu-satunya Jalan Pembentukan Negara Palestina adalah Perang
- Warga Diimbau Bayar PBB Sebelum 30 September, Denda 1 Persen per Bulan Jika Terlambat
- Tentara Israel Kepung Masjid Ibrahimi Tepi Barat, Larang Muslim Masuk