Meremehkan Peluncuran Satelit Iran, Jenderal AS Dikeroyok Ramai-ramai

Republik Islam Iran meluncurkan program satelit militer pertama. Peluncuran dilakukan Garda Pengawal Revolusi Iran (IRGC) pada pekan lalu, yang diprediksi bisa mengubah keseimbangan kekuatan kawasan.


Kendati begitu, Amerika Serikat tampaknya berusaha untuk tenang menghadapi hal tersebut. Bahkan menganggap remeh.

Dikatakan oleh Kepala Operasi Antartika AS Jenderal Jay Raymond dalam cuitannya pada Sabtu (25/4/2020), satelit Iran yang disebut "Noor-1", yang baru diluncurkan tidak lain adalah "webcam yang jatuh di angkasa" sehingga tidak mungkin memberikan data intelijen yang bisa digunakan.

"Komando Ruang Angkasa AS terus melacak dua objek yang terkait dengan peluncuran ruang angkasa dari Iran, karakterisasi NOUR 01 sebagai 3U Cubesat," cuit Raymond seperti dilansir Sputnik.

"Iran menyatakan memiliki kemampuan pencitraan, sebenarnya, ini adalah webcam yang terjungkal di ruang angkasa. Tidak mungkin memberikan intel," ujarnya merendahkan.

Pasti di luar dugaan Raymond, cuitannya itu membuatnya dikeroyok warganet. Raymon justru menuai respons berupa ejekan oleh netizen, di mana mereka menganggap AS tidak bisa menerima ketika ada negara selain negara Barat yang bisa mengembangkan program luar angkasa.

"Apa yang membuktikan klaim anda? Saya bersumpah, Barat menyangkal bahwa negara-negara lain mampu. Apa pun yang dilakukan Iran, China, atau Rusia, tampaknya pihak Barat selalu berusaha untuk tidak menerima kenyataan bahwa mereka telah mencapai sesuatu," ujar seorang netizen dengan akun @NameUmmmm.

Beberapa cuitan bahkan diunggah dengan foto meme.

Iran sendiri meluncurkan Noor-1 di Persia pada Rabu (22/4/2020) dan telah berhasil ditempatkan ke orbit sekitar 425 km di atas permukaan Bumi. Peluncuran tersebut dilakukan setelah Iran gagal menempatkan satelit Zafar ke Orbit yang mana bertujuan untuk mengumpulkan informasi mengenai gempa bumi dan bencana alam.[ida]