Megawati dan Jokowi Perang Dingin?

Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. (Net/rmolsumsel.id)
Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. (Net/rmolsumsel.id)

Publik dipertontonkan kembali drama politik, di mana Pemilu 2024 yang sudah ditetapkan jadwalnya kembali digoyang isu penundaan yang didengungkan pejabat dan petinggi partai koalisi.


Hal tersebut tidak hanya memperlihatkan keinginan pejabat dan parpol untuk terus menempel kekuasaan. Tapi lebih dari itu, wacana penundaan Pemilu juga memperlihatkan adanya keretakan antara Presiden Joko Widodo dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

Keretakan itu tergambar dari penegasan yang disampaikan Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto yang tegas menolak Pemilu 2024 diundur.

Sementara para petinggi partai koalisi Jokowi, seperti Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan sudah terang mendukung penundaan pemilu. Begitu juga Menteri Investasi Bahlil Lahadalia yang sudah lebih dulu mengutarakan hal tersebut.

“Keretakan ini memperlihatkan perang dingin antara Jokowi vs Megawati,” ujar Direktur Gerakan Perubahan, Muslim kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (27/2).

Menurut Muslim, Presiden Jokowi terlihat memanfaatkan Cak Imin cs yang mendukung penundaan Pemilu 2024 untuk berhadapan dengan Megawati dan kelompok yang ingin Pemilu tetap digelar pada 2024.

“Jika Jokowi tetap berada di belakang Cak Imin cs dan berjuang keras dengan berbagai pengkondisian, maka itu dapat dikatakan Jokowi sejatinya mau perpanjang kekuasaan dengan berbagai cara termasuk langgar konsitusi sekalipun,” pungkas Muslim.