Kasus Pemukulan Dokter Koas RS Siti Fatimah Jadi Sorotan Publik, Rektor Unsri Didesak Ambil Tindakan

Tokoh Pemuda Sumsel Arifin Kalender didampingi Aktivis Sanusi. (ist/rmolsumsel.id)
Tokoh Pemuda Sumsel Arifin Kalender didampingi Aktivis Sanusi. (ist/rmolsumsel.id)

Kasus pemukulan terhadap dokter koas RS Siti Fatimah M. Lutfi yang dilakukan oleh sopir Lina Dedy, yakni Fadhila alias Datuk, menjadi perhatian publik dan menuai berbagai komentar. 


Salah satu komentar datang dari tokoh pemuda Sumatera Selatan, Arifin Kalender, yang menyayangkan dampak besar kasus ini terhadap Lady Aurelia dan keluarganya.

“Kami berharap masalah ini cepat selesai. Kasihan dengan Lady dan keluarga yang dibully habis-habisan oleh netizen dan oknum yang memiliki kepentingan,” ujar Arifin saat diwawancarai pada Senin (23/12) pagi.

Arifin menilai, meskipun pelaku pemukulan telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan, kasus ini seharusnya tidak perlu diperbesar hingga merusak mental Lady dan keluarganya. Ia juga meminta pihak Universitas Sriwijaya (Unsri) untuk turun tangan menyelesaikan masalah ini.

“Awalnya, ini hanya masalah piket yang dianggap tidak adil oleh Lady. Seharusnya rektor Unsri segera mengambil tindakan agar masalah ini tidak berlarut-larut,” tegas Arifin.

Permasalahan bermula dari jadwal piket yang diprotes oleh Lady Aurelia. Ia menganggap pembagian jadwal jaga antara kelompoknya dan kelompok Lutfi tidak adil. Lady mengeluhkan jarak antar jadwal yang terlalu dekat pada minggu kedua dan ketiga, sehingga merasa jadwal tersebut memberatkan.

Karena merasa tidak mendapat tempat untuk menyampaikan keluhannya, Lady bercerita kepada ibunya, Lina Dedy. Lina kemudian mencoba mencari informasi lebih lanjut terkait pengaturan jadwal tersebut, hingga akhirnya berkomunikasi dengan Lutfi untuk bertemu.

Pertemuan antara Lina Dedy dan Lutfi berlangsung di sebuah kafe di kawasan Demang Lebar Daun. Dalam pertemuan tersebut, hadir pula Athiyah, Khundyah, dan Fadhila alias Datuk. Tujuan Lina adalah membahas pembagian jadwal agar lebih adil dan menyarankan anaknya menjalin hubungan baik dengan kelompok Lutfi.

Namun, suasana pertemuan memanas ketika percakapan Lina dengan Lutfi sering dipotong oleh Athiyah dan Khundyah. Teguran dari Fadhila alias Datuk terhadap sikap mereka kemudian memicu insiden pemukulan yang menjadi viral di media sosial.

Arifin berharap publik dapat melihat kasus ini secara bijak dan berhenti menyudutkan Lady beserta keluarganya. “Mari kita serahkan penyelesaian kasus ini kepada pihak berwenang, agar tidak ada pihak yang dirugikan lebih lanjut,” tutupnya.