International Monetary Finance (IMF) menempatkan Indonesia dalam jajaran 7 negara dengan ekonomi terbesar di dunia. Prestasi ini tidak serta merta dipuji, lantaran masih banyak masyarakat miskin yang belum sejahtera.
- IMF: Tingkat Pengangguran Indonesia Tertinggi di Asia Tenggara
- IMF Gelontorkan Rp 1,7 Triliun Untuk Biaya Darurat Sudan Selatan
- Covid-19 Bangkit, Prospek Ekonomi 2023 dari IMF Suram
Baca Juga
Ekonom dari Indef Nailul Huda menguraikan, dinilai secara pendapatan dari produk domesti bruto (PDB), Indonesia memiliki potensi yang cukup besar mengingat jumlah penduduk yang besar seperti yang terjadi di peringkat 1 hingga 3 ranking IMF, yakni Cina, Amerika Serikat, dan India.
Dia mengingatkan, pemerintah tidak boleh jumawa dengan prestasi yang diberikan IMF ini, lantaran krisis global dan inflasi akan menjadi mimpi buruk ekonomi nasional.
"Namun, memang harus diingat negara lain mengalami krisis inflasi yang cukup berat di mana Inggris mengalami inflasi yang luar biasa tinggi. Akibatnya daya beli masyarakatnya menurun drastis,” kata Nailul Huda kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (2/11).
Menurutnya, pemerintah harus mempertahankan daya beli masyarakat agar prestasi tersebut sesuai dengan fakta di lapangan dengan memberikan kesejahteraan terhadap hajat hidup rakyat.
"Bagi saya, prestasi ini harus diimbangi dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui penjagaan daya beli. Jangan sampai inflasi kita melampaui Inggris," terangnya.
"Jika hal itu terjadi tentu walaupun PDB kita besar, namun masyarakat tetap tidak menikmati hasilnya,” tutupnya.
- IMF: Tingkat Pengangguran Indonesia Tertinggi di Asia Tenggara
- Indef Prediksi Kabinet Mendatang Bingung Hadapi Ekonomi Global
- Jika Prabowo-Gibran Menang, Ekonom Senior Ramal Utang RI Bengkak hingga Rp16 Ribu Triliun