Di luar dugaan siapapun. Amerika Serikat kini berubah mencekam bahkan membara di berbagai kota. Semua itu dipicu oleh tewasnya George Floyd.
- Empat Daftar Nama yang Lolos Tes Kesehatan dan Wawancara Calon Anggota Bawaslu Sumsel
- Jawab Polemik Permendikbud 30/2021, Nadiem Makarim: Fokus Kita Kampus Merdeka dari Kekerasan Seksual
- Jadwal PSU dan PSL di Tiga Wilayah Sumsel

Baca Juga
Tewasnya Floyd membawa awan mendung bagi Amerika Serikat. Pria kulit hitam tersebut meninggal setelah lehernya dijepit dengan lutut oleh seorang petugas polisi kulit putih di Negara Bagian Minnesota.
Video pembunuhan Floyd tersebar di dunia maya. Rakyat AS melakukan aksi protes atas kematian Floyd yang dianggap rasial. Dunia juga melakukan kampanye anti rasisme atas insiden tersebut.
Beberapa hari terakhir, Minneapolis yang merupakan kota tempat kejadian pembunuhan tersebut berlangsung dipenuhi aksi unjuk rasa. Warga yang marah mulai menjarah dan bahkan membakar fasilitas.
Awan mendung di AS tersebut membuat perusahaan holding buatan Google, Alphabet Inc terpaksa untuk menunda perilisan versi beta dari sistem operasi Android 11 terbarunya.
"Kami senang untuk memberi tahu Anda lebih banyak tentang Android 11, tetapi sekarang bukan saatnya untuk merayakannya," ungkap Google dalam pesan yang diunggah di situs web pengembang Android-nya pada Sabtu (30/5/2020).
Seperti dilaporkan Reuters, awalnya, perilisan Android 11 akan dilakukan pada Rabu (3/6). Namun dalam sebuah cuitan, Google mengatakan versi terbaru Android-nya tersebut akan dirilis "segera" tanpa memberikan tanggal.[ida]
- Dilantik Kembali Jadi Mentan, Andi Amran Sulaiman Punya Harta Rp279,5 Miliar
- Manfaatkan Momentum HUT Kemerdekaan, Bacaleg DPR RI Ini Tarik Simpati Warga Palembang dengan Ribuan Sembako Murah
- Saksi Sebut Dito Ariotedjo Terima Rp27 M, Begini Langkah Kejagung