Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sumsel akhirnya mengambil alih konsumsi untuk atlet Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda).
- Diskusi Publik Evaluasi PON 2024 dan Proyeksi Masa Depan Olahraga Sumsel
- Olahraga Sumsel Semakin Tenggelam, Target 20 Emas Tinggal Angan, Butuh Evaluasi Total!
- Pemerintah Akan Evaluasi Pelaksanaan PON XXI Aceh-Sumut 2024
Baca Juga
Hal ini diputuskan usai polemik pemberian makanan tak layak konsumsi oleh jasa katering yang dikontrak oleh Dispora Sumsel. Kepastian inipun diungkapkan oleh Ketua Harian KONI Sumsel, AP Gantada kepada awak media, Sabtu (6/7).
Dalam kesempatan itu, Gantada yang juga mantan Ketua DPRD Sumsel ini juga mengumpulkan seluruh atlet pelatda Sumsel yang dipersiapkan untuk berlaga di ajang PON Aceh-Sumut mendatang.
"Untuk saat ini, KONI Sumsel yang bertanggung jawab untuk kebutuhan makan minum atlet sampai ada penyedia jasa katering yang baru," ujar Gantada, dalam keterangan resminya.
Meskipun sempat menjadi polemik dan meluas, Gantada berharap permasalahan ini tidak terlalu mengganggu fokus para atlet sehingga dapat melakukan persiapan optimal, juga untuk mencapai target maksimal.
"Kami terus memberi motivasi pada seluruh atlet. Semangat mereka luar biasa. Saya pikir, Sumsel jauh lebih siap dibanding provinsi lainnya," tegas Gantada.
Sementara itu, di tempat yang sama, Kadispora Sumsel Rudi Irawan menegaskan bahwa pihaknya telah memutus kontrak dengan penyedia jasa katering terhitung Minggu, 7 Juli 2024.
Kedepan dirinya memastikan tidak ada masalah apapun yang dialami atlet Sumsel dalam pelatda terpusat ini. "Jadi, mulai Senin, 8 Juli 2024, kami akan membuka kontrak baru lagi untuk penyedia jasa katering atlet. Semua (harus) fokus untuk PON 2024 karena semuanya masih punya tekad kuat untuk mengharumkan nama Sumsel," jelasnya.

Sudah Libatkan Ahli Gizi dan Sejumlah Profesor dalam Satgas Pelatda
Respon cepat diambil oleh KONI Sumsel untuk mengatasi permasalahan terkait konsumsi atlet yang tidak layak ini. Bagaimana tidak, atlet yang diberi target mengharumkan nama Sumsel di kancah nasional, sudah sewajarnya mendapatkan perlakuan dan fasilitas yang sesuai.
Meskipun demikian, akar permasalahan ini juga sudah sepatutnya diselesaikan. Bagaimana bisa Dispora berkontrak dengan jasa katering yang tidak bertanggung jawab dengan konsumsi yang akan berimbas pada performa atlet ini.
"Ini yang kami sesalkan, karena kami melihat anggaran ini tidak dipergunakan sebagaimana mestinya. Jangan sampai pengelolaan dana untuk atlet ini sama dengan kepengurusan sebelumnya, diselewengkan," kata Deputi K-MAKI Sumsel Feri Kurniawan saat dibincangi.
Permasalahan konsumsi yang tidak layak ini, menurutnya sangat jauh dari harapan. Sebab kepengurusan KONI Sumsel saat ini dibawah komando Yulian Gunhar, berisikan sejumlah nama mentereng. Mulai dari Ketua DPR RI Puan Maharani sampai Mendagri Tito Karnavian. Termasuk juga dukungan dari sejumlah perusahaan tambang sebagai dewan penyantun.
Bahkan dalam penelusuran Kantor Berita RMOLSumsel dalam struktur kepengurusan Satgas Pelatda PON Sumsel yang dipersiapkan untuk PON Aceh-Sumut 2024 mendatang, terdapat sejumlah nama profesor sebagai tenaga ahli, sport ccience, juga ahli gizi dan nutrisi.
Kalaupun memang Dispora yang kemudian bertanggungjawab untuk konsumsi atlet selama masa pelatda, menurut Feri harus ada itikad baik dan jelas agar permasalahan ini tidak terulang di kemudian hari. Para pejabat, sambungnya, harus berkaca dengan permasalahan yang sekarang tengah bergulir (korupsi dana hibah).
"Patut pula dipertanyakan kontribusi dari nama-nama (tenaga ahli dan profesor) tersebut. Apakah hanya pinjam nama atau benar-benar bekerja. Kalau mereka sudah sarankan gizi yang baik, kok bisa-bisanya dapat nasi basi. Wajar ada kecurigaan masyarakat, sehingga kami juga minta Aparat Penegak Hukum (APH) mengusut ini," kata Feri.
Diberitakan sebelumnya, isu mengenai makanan tak layak konsumsi mencuat sejak dua hari terakhir, pada masa Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda) berlangsung di Wisma Atlet Jakabaring Sport City (JSC). Informasi yang berhasil dihimpun dari beberapa sumber menyebutkan bahwa para atlet sudah lama mengeluhkan kualitas makanan yang disajikan oleh pihak katering yang ditunjuk langsung oleh Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora)Sumsel.
Keluhan ini tidak hanya datang dari satu atau dua atlet, melainkan hampir seluruh tim. Mereka merasa bahwa kondisi ini sangat mengganggu konsentrasi dan performa mereka selama masa Pelatda. Informasi lain menyebut, pagi hari untuk menu sarapan para atlet ini disajikan nasi goreng, telur dadar yang dipotong kecil, satu buah pisang dan satu kerupuk. Sementara untuk snack, mereka disajikan satu kotak kecil susu kemasan, dua jenis kue dan satu telur rebus.
Kondisi ini jelas berdampak negatif pada persiapan dan moral para atlet. Mereka harus tetap fokus pada latihan dan persiapan mental menghadapi PON, namun terganggu oleh masalah-masalah non-teknis yang seharusnya tidak terjadi. "Fokus kami adalah berlatih dan mempersiapkan diri untuk PON. Namun, bagaimana kami bisa fokus jika hal-hal mendasar seperti makanan saja tidak terpenuhi dengan baik?" keluh seorang atlet senior.
- Pasang Target Juara, Pemkab Muba Fokus Pada Kesiapan Porprov XV Sumsel 2025
- Panitia Pastikan Kesiapan Pelantikan KONI Muara Enim, Wagub Sumsel Dijadwalkan Hadir
- KONI Sumsel Cek Kesiapan Muba Jadi Tuan Rumah Porprov XV