BUMD OKU Tak Ada Kegiatan, Naproni: Bubarkan!

Kinerja Perusahaan Daerah Baturaja Multi Gemilang (PD BMG) menuai sorotan tajam dari Anggota DPRD Ogan Komering Ulu (OKU). Betapa tidak? Sudah jalan dua periode, perusahaan ini tidak menunjukkan tanda-tanda kemajuan. Stagnan.


Sorotan tajam ini dihujamkan Anggota Komisi II DPRD OKU dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Naproni.

"Sebetulnya hadirnya PD BMG ini sangat diharapkan bisa menjadi perusahaan yang mendapat benefit alias bisa menghasilkan keuntungan. Dan bisa merekrut atau menyerap banyak tenaga kerja. Artinya juga mengurangi pengangguran. Namun pada kenyataannya perusahaan ini belum berjalan," cetus Naproni, Kamis (24/9/2020).

Setahu Naproni, perusahaan daerah ini dulunya pernah buka bengkel. Namun entah kenapa, bengkel tersebut tutup dan tidak berjalan lagi.

Kemudian, PD BMG ini juga punya banyak rencana kerja. Diantaranya, bagaimana mengelola Hotel Baturaja untuk disewakan sebagai kantor-kantor perusahaan.

Terus membidik transportasi angkutan batubara. Ada lagi yang katanya mau kelola sumur minyak, dan lainnya.

"Tapi itu tadi, sampai sekarang sama sekali belum ada pekerjaannya alias kosong. Dan rencana kerja itu pun, menurut penilaian kami terlalu muluk," sebut dia.

Apakah ada suntikan dana ke PD BMG ini? Kata Naproni, ada!. Dana yang sudah masuk ke PD BMG dari awal berdiri, itu sekitar Rp2 miliar.

Nah. Rp2 miliar itu sebenarnya untuk investasi bisnis (usaha). Akan tetapi, dana tersebut justru nyaris terpakai habis hanya untuk operasional saja.

"Menurut laporan, dana itu sekarang tinggal sekitar Rp400 juta saja. Artinya ada Rp1,6 miliar yang habis untuk operasional. Harusnya operasional itu kan diambil dari keuntungan. Bukan ngambil pokok," cetusnya.

Perihal dana, ulas Naproni, kalau tidak salah, dulunya pemerintah daerah menganggarkan Rp10 miliar untuk PD BMG. Namun, baru turun Rp2 miliar seperti disebut diatas tadi.

Karena perusahaan ini stagnan, maka pemerintah tidak mengucurkan lagi. Artinya Rp2 miliar itulah dana yang dikucurkan selama berdiri, yang sebenarnya untuk investasi bisnis (usaha). Sisanya memang belum dikucurkan, karena pertimbangan-pertimbangan tadi.

"Nah, sepertinya BMG itu menagih janji sisa Rp8 miliar yang mau turun itu. Artinya minta bantu lagi. Tapi karena programnya gak jelas, dan kawan kawan melihat itu, maka kami merekomendasikan tidak menambah dana. Pakai yang ada dulu, optimalkan itu," seloroh dia.

Kalau memang PD BMG mau benar-benar bekerja, sebetulnya dengan dana Rp400 juta yang tersisa itu saja, bisa untuk bikin usaha. Tak usah muluk-muluk, bikin prodak air minum lokal, misalnya.

"Saya rasa itu cukup bisa jalan. Modal tak begitu besar dan bisa membangkitkan ekonomi daerah. Itu contoh kecil saja. Harusnya mulai dari hal kecil macam ini dulu," ujarnya.

Oleh karena itu, lanjut Naproni, pihaknya memberikan waktu dari sekarang sampai setahun kedepan, agar jajaran direksi PD BMG dapat memperbaiki kinerja perusahaan itu.

"Rekomendasi kami kalau perusahaan ini tetap tidak berjalan dan hanya membebani daerah saja. Ya, lebih baik bubarkan saja," katanya.[ida]