Disahkannya Rancangan Undang-Undang (RUU) Omnibus Law menjadi Undang-Undang (UU) pada Senin (5/10/2020) terus menuai penolakan di sejumlah daerah di Indonesia.
- Anak Balita Ikut Jadi Korban Kecelakaan di Depan IP, Begini Kronologinya Versi Warga
- Diduga Sopir Mengantuk, Fortuner Hantam Marka Jalan di Palembang
- Diguyur Hujan Deras, Jembatan Gangung 3 Desa di Lampung Utara Putus
Baca Juga
Penolakan tersebut didasari pada indikasi UU Omnibus Law tidak melindungi kepentingan rakyat.
Nah, di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) riak-riak ini menggema. Bahkan, sejumlah elemen masyarakat pada hari ini, Rabu (7/10/2020) akan melaksanakan konsolidasi guna melakukan aksi penolakan pengesahan UU tersebut.
Dalam selebaran yang beredar di media sosial, elemen masyarakat OKU yang menamakan diri Aliansi OKU Bergerak tersebut, melakukan konsolidasi di GOR Baturaja pukul 10.00 WIB.
Salah satu inisiator Aliansi OKU Bergerak, Akhmad Mubasyir, membenarkan adanya konsolidasi tersebut.
“Benar kita dari Aliansi OKU Bergerak hari ini melaksanakan konsolidasi akbar guna menuntut pembatalan pengesahan UU Omnibus Law,” tagas Ketua KAMMI Daerah OKU Raya itu.
Menurutnya landasan tuntutan pembatalan pengesahan UU Omnibus Law itu disebabkab muatan UU ini menghapus ruang partisipasi dan meminimkan perlindungan hak dasar warga negara.
Menurutnya, sejumlah elemen mahasiswa diantaranya Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Gerakan Mahasiswa Nasionalis Indonesia (GMNI), Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) sejumlah perguruan tinggi di OKU telah bersepakat hadir dalam konsolidasi tersebut guna menuntut dibatalkannya pengesahan UU Omnibus Law.
“Kami mengundang seluruh elemen masyarakat OKU yang peduli dengan kondisi bangsa hari ini untuk hadir dalam konsolidasi akbar ini,” ajaknya.
Aksi menuntut dibatalkannya pengesahaan UU Omnibus Law sendiri jelas Akhmad Mubasyir akan dilaksanakan Kamis (8/10/202) di Gedung DPRD OKU.
- Jenazah Calon Kades di Ogan Ilir Langsung Dibawa ke RS Bhayangkara Untuk Divisum
- Mengenang Tragedi Kerusuhan Muslim-Hindu di India yang Tewaskan 100 Orang
- Komplotan Maling di Palembang Bobol Rumah Warga, 3 Unit Handphone Lenyap Dibawa Kabur Pelaku