Tiga dari delapan aktivis Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) telah resmi berstatus tahanan Penyidik Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri. Ketiganya yakni Syahganda Nainggolan, Jumhur Hidayat, dan Anton Permana, disangkakan melanggar Undang-undang ITE.
- 3Kiosk Beri Layanan Resmi untuk Pelanggan dan Retailer di Area Rural Sumatera
- Kebakaran Sumur Ilegal di Muba Berulang, SKK Migas Desak Penegakan Hukum Lebih Tegas
- PPS Pajak di Sumsel Berhasil Ungkap Harta Capai Rp8 Triliun
Baca Juga
Hal itu dikatakan Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divhumas Polri Brigjen Pol Awi Setiyono, Rabu (14/10/2020), di mana ia menegaskan bahwa ketiganya sudah menjadi tersangka dan ditahan.
"Sudah ditahan. Namanya sudah ditahan, sudah jadi tersangka lah," kata Brigjen Awi di Kantor Bareskrim Polri, Jakarta.
Namu, seperti dilansir JPNN.Com, Awi belum merinci kasus yang menjerat ketiga aktivis itu. Rencananya polisi akan merilis secara resmi kasus tersebut pada Kamis (15/10/2020).
Sebelumnya ada delapan aktivis yang ditangkap polisi yakni Juliana, Devi, Wahyu Rasari Putri, Khairi Amri, Kingkin Anida, Anton Permana, Syahganda Nainggolan, dan Jumhur Hidayat.
Mereka ditangkap di Medan Sumatera Utara, Jakarta, Depok, dan Tangsel dalam rentang waktu 9 - 13 Oktober 2020.
Kingkin Anida telah lebih dulu ditetapkan sebagai tersangka terkait adanya penyebaran hoaks yang memicu unjuk rasa menentang Undang-undang Cipta Kerja.
Para tersangka akan dijerat Pasal 45 A ayat 2 UU RI nomor 19 tahun 2014 tentang ITE dan atau Pasal 160 KUHP tentang penghasutan.
Para tersangka juga terancam hukuman 6 tahun penjara dan denda Rp1 miliar.[ida]
- PT PII-bank bjb Kolaborasi Kembangkan Ekosistem Pembiayaan Infrastruktur Skema KPBU
- Genjot Kredit Perumahan, bank bjb Gandeng Enam Developer di Timur Jawa Barat
- Industri Tekstil Tanah Air Gulung Tikar, Luhut Malah Beri Karpet Merah Pabrik asal China di RI