Gedung parlemen Libya digeruduk pengunjuk rasa, pada Jumat (1/7/2022) malam waktu setempat.
- Cerita Polisi di Palembang, Bantu Ibu yang Hendak Melahirkan Dengan Mobil Patroli
- Fatality di Site Muara Tiga Besar Milik PTBA Ternyata Bukan yang Pertama, Berikut Daftarnya
- Identitas Mayat Mr X di Ogan Ilir Terungkap, Korban Tewas Diduga Sakit
Baca Juga
Dikutip dari Pemberitaan Kantor Berita Politik Rmol.id, demonstrasi yang digelar pada Jumat itu atas kegagalan pemerintah yang melanda Tobruk, Benghazi, dan beberapa kota kecil di Libya.
Saksi mata di tempat kejadian mengatakan para pengunjuk rasa melakukan pembakaran di depan gedung. Mereka mengekspresikan kemarahan terhadap partai-partai politik Libya yang bertikai.
"Pasukan keamanan yang melindungi parlemen mundur dari lokasi," kata saksi mata, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (2/7/2022).
Libya berada dalam kekacauan sejak pemberontakan yang didukung NATO pada 2011 yang menggulingkan Muammar Gaddafi.
Pada 2014, negara tersebut terpecah antara faksi timur dan barat yang bertikai sebelum proses perdamaian yang dimulai pada 2020 mencoba menyatukan negara itu kembali.
Namun, setelah pemilihan yang dijadwalkan dihentikan pada bulan Desember, parlemen yang berbasis di timur mengatakan pemerintah persatuan sementara Abdulhamid al-Dbeibah telah berakhir dan menunjuk Fathi Bashagha untuk menggantikannya.
- Tokoh Senior Golkar Sumsel Zamzami Ahmad Tutup Usia, Ini Profilnya
- Tim DVI dan Dokter RS Bhayangkara Diterjunkan Identifikasi Korban Tragedi Kanjuruhan
- BBM Oplosan Jenis Solar Beredar di Muara Enim, Ini Instruksi Kapolres