Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisikan (BMKG) Klas I Palembang meminta agar masyarakat di Sumsel mewaspadai fenomena La Nina, Pasalnya, fenomena ini berdampak terjadinya hujan yang ekstrem di Bumi Sriwijaya.
- Atasi Trauma Healing Pasca Bencana, 100 Polwan Polda Sumsel Diberi Pelatihan
- Kanwil KemenkumHAM Sumsel Sebut 14.569 Warga Binaan dan Tahanan Telah Jalani Vaksinasi
- Jaga Netralitas, ASN Empat Lawang Dilarang Foto Pose Jari
Baca Juga
Kepala Stasiun Klimatologi Palembang, Wandayantolis mengatakan fenomena ini berpotensi akan bertahan hingga awal tahun 2022. Dimana, fenomena ini dapat memincu peningkatan curah hujan sekitar 20 hingga 40 persen dari rata-rata.
“Fenomena La Nina ini juga bisa memicu peningkatan jumlah hari hujan ekstrem dengan intensitas lebih dari 50 milimeter perhari,” tulisnya dikutip dari pres rilis BMKG, Senin (6/12).
Saat ini juga, musim hujan tahun 2021/2022 tengah terjadi di Sumsel dengan puncak musim hujan diprediksi berkisar pada bulan Januari hingga Februari tahun 2022. Kondisi tersebut juga dapat mengakibatkan meningkatnya potensi bencana meterologis seperti banjir dan longsor serta munculnya genangan-genangan pada ruas jalan dan wilayah tertentu di Bumi Sriwijaya.
“Kondisi akibat La Nina ini kemungkinan bisa bertahan hingga Maret 2022,” sambungnya.
Berdasarkan data yang diterima oleh Kantor Berita Rmolsumsel, terdapat Sembilan kabuapten kota yang berada pada tingkat peringatan waspada hingga awas. Pembagian tingkat peringatan dibagi menjadi empat yakni hijau tanpa peringatan, kuning waspada, oranye, siaga, dan merah awas. Adapun kabupaten kota yang dimaksud antara lain Kabupaten Musi Rawas, Musi Rawas Utara, Empat Lawang, Lahat, Pagaralam, Muara Enim, Ogan Komering Ulu (OKU), OKU Timur, dan OKU Selatan.
"Kami imbau masyarakat di Sumsel melakukan langkah antisipasi guna meminimalisir terjadinya bencana," pungkasnya.
- Fenomena La Nina Masih Aktif, Sumsel Diprediksi Alami Kemarau Basah
- Fenomena La Nina Masih Terjadi, Curah Hujan Diprediksi Meningkat di Maret