Waspada Wabah PMK, Masyarakat Palembang Diimbau Jeli Pilih Hewan Kurban

Kondisi sapi di Palembang yang didiagnosa terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). (Humaidy Kennedy/rmolsumsel.id)
Kondisi sapi di Palembang yang didiagnosa terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). (Humaidy Kennedy/rmolsumsel.id)

Merebaknya Penyakit Mulut Kuku (PMK) di Palembang menjadi perhatian khusus pemerintah daerah. Disebutkan jumlah sapi positif PMK bertambah menjadi 7 ekor.


Menyikapi hal tersebut Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Palembang, Sayuti mengimbau agar masyarakat jelih dalam membeli hewan kurban, salah satunya dengan membeli pada peternak yang menetap dan tergabung dalam Asosiasi Peternak dan Pedagang Hewan Kurban.

“Tentu dalam memilih hewan kurban sapi atau kambing itu harus jeli dan di tempat yang dipercaya, seperti peternak yang menetap atau dari anggota Asosiasi Peternak dan Pedagang Hewan Kurban,” kata Sayuti ketika dibincangi, Selasa (21/6).

Dirinya menuturkan, kabar terkait ribuan sapi yang mengalami gejala Penyakit Mulut dan Kuku di Kota Palembang rata-rata sudah masuk dalam tahap penyembuhan. Sebab, beberapa pencegahan serta penanganan telah dilakukan oleh para peternak.

“Kita sudah cek di lapangan dan rata-rata menunjukan sembuh, karena banyak peternak menggunakan ramuan herbal, mulai dari jahe, telur, madu. Bahkan ada yang menggunakan paracetamol untuk menurunkan demam pada sapi,” jelasnya.

Tidak hanya itu, langkah lainnya dalam meyakinkan masyarakat tentang PMK ini adalah melalui pemberian Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) kepada hewan ternak. Sehingga masyarakat tidak ragu dalam membeli hewan kurban.

“Kita akan turun dan kita lihat kondisinya seluruh sapi, apabila sehat dan memenuhi fatwa MUI maka akan diberi SKKH guna meyakinkan masyarakat bahwa sapi tersebut aman untuk dikonsumsi,” ungkapnya.

Mengacu permintaan tahun sebelumnya, diperkirakan kebutuhan hewan kurban tahun ini masing-masing sekitar 5 ribu untuk sapi dan kambing. “Bahkan para peternak sudah menyiapkan cadangan sebanyak 3 ribu ekor untuk Iduladha,” pungkasnya.

Sementara itu, PJ Sekretaris Daerah Pemprov Sumsel, SA Supriyono mengatakan agar pedagang atau peternak sapi jangan takut tidak dapat menjual sapinya. Karena akan dibantu dengan SKKH yang bertujuan memberikan kepercayaan kepada masyarakat.

Bahkan, Supriono menyampaikan apabila terdapat sapi yang terjangkit ketika di tes, maka akan dilakukan isolasi di tempat khusus sampai sembuh.

"Oleh sebab itu pedagang jangan takut, karena beragam upaya sedang kita lakukan saat ini," jelasnya.

Sedangkan untuk memonitoring lalu lintas distribusi hewan kurban, Supriono mengimbau agar diperketat lagi yang mana harus sinergi atara pedagang dengan pihak berwajib. 

"Agar hal ini tidak merebak serta terjamin, tentu kita imbau agar semuanya mengikuti aturan yang ada," jelasnya.

Sebagai informasi, perkembangan PMK di Sumsel terbaru ini sebanyak 348 kasus. Diantaranya 90 kasus sudah sembuh, 22 kasus dipotong bersyarat, dan 7 kasus mati. Sehingga saat ini tertinggal 220 kasus.

Kasus PMK tersebut tersebar di beberapa kabupaten kota seperti, Musi Rawas, Lahat, Muara Enim, Banyuasin, Lubuk Linggau, Penukal Abab Lematang Ilir, Palembang, dan Ogan Komering Ilir.