Warga Lawang Agung Muratara Rela Antre Demi Gas Elpiji 3 Kilogram Murah

Antrean warga Desa Lawang Agung Muratara. (alam/rmolsumsel.id)
Antrean warga Desa Lawang Agung Muratara. (alam/rmolsumsel.id)

Puluhan warga Desa Lawang Agung, Kecamatan Rupit, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), terpaksa mengantri untuk mendapatkan gas elpiji 3 kilogram dalam sepekan terakhir.


Kelangkaan gas elpiji ini membuat warga rela menunggu di pangkalan resmi demi mendapatkan harga yang lebih terjangkau.

Wati (52), salah satu warga yang ikut antre, mengungkapkan bahwa dirinya memilih membeli gas di pangkalan karena harga di warung jauh lebih mahal, mencapai Rp35.000 hingga Rp38.000 per tabung. Sementara di pangkalan, harganya lebih murah dan sesuai dengan HET (Harga Eceran Tertinggi).

"Ya, kami tidak masalah antre seperti ini karena harganya lebih murah dibandingkan di warung. Kalau di warung, harganya mahal sekali," ujar Wati, Selasa (4/2).

Wati juga meminta pemerintah untuk melakukan pengawasan terhadap harga gas elpiji di tingkat pengecer agar tidak terlalu memberatkan masyarakat.

"Kami minta pemerintah mengawasi harga gas di warung-warung. Harganya terlalu mahal," pintanya.

Rusdi, pemilik pangkalan elpiji di Desa Lawang Agung, menjelaskan antrian panjang ini terjadi karena kelangkaan gas yang dirasakan masyarakat. Untuk memastikan distribusi yang merata, pihaknya menerapkan sistem pembatasan pembelian, yakni setiap warga hanya diperbolehkan membeli satu tabung gas elpiji.

"Kami melayani semua warga yang ingin membeli, tetapi satu orang hanya bisa mendapatkan satu tabung gas. Kami tidak melayani pembelian lebih dari itu," jelas Rusdi.

Rusdi juga mengungkapkan distribusi gas elpiji saat ini berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Jika ada hari libur atau tanggal merah, pasokan gas sering tertunda, sehingga menambah kesulitan masyarakat dalam mendapatkan gas.

"Kalau dulu, meskipun hari libur, gas tetap masuk. Sekarang kalau libur, gas tidak masuk," pungkasnya.