Walk Out saat Debat Pilkada, Toha-Rahman Bikin Blunder, Dinilai Sengaja Menghindar Karena Tidak Siap 

Tangkapan layar pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Musi Banyuasin, Toha Tohet-Rahman saat mengajukan keberatan. (handout/rmolsumsel.id)
Tangkapan layar pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Musi Banyuasin, Toha Tohet-Rahman saat mengajukan keberatan. (handout/rmolsumsel.id)

Debat Kedua Pilkada Musi Banyuasin yang digelar di Gedung Dharma Wanita Sekayu, Rabu (20/11) malam, diwarnai aksi Walk Out pasangan calon (Paslon) Nomor Urut 2, Toha Tohet-Rahman. 


Aksi tersebut dilakukan saat segmen ketiga berjalan. Dalam segmen tersebut, pasangan calon diberikan kesempatan membacakan pertanyaan yang telah disiapkan panelis dari dalam amplop. Moderator, Yohana Gabriella meminta paslon nomor urut 2 untuk mengambil amplop yang berisi pertanyaan untuk ditanyakan kepada paslon nomor urut 1, Lucianty-Syaparuddin. 

Setelah mengambil amplop dan melihat pertanyaan, Calon Wakil Bupati (Cawabup) Nomor Urut 2, Rahman bukannya membacakan pertanyaan tersebut namun langsung mengeluarkan pernyataan jika pertanyaan tersebut tidak sesuai dengan rundown yang dibagikan. 

"Baik bapak ibu sekalian sebelum saya membacakan subtema, tidak ada pertanyaan yang telah kami buka dari amplop, di sini kami merasa ada kejanggalan bahwasanya di rundown ini tidak sama dengan apa yang diberikan dengan kami," kata Rahman. 

Dia menyebut, seharusnya pertanyaan yang dibacakan berasal dari mereka. Bukan dari amplop seperti yang ada. "Maka dari itu mohon maaf telah habis jika kami tidak bisa merespons dalam hal ini. Dan kami mohon izin untuk tidak bisa melanjutkan debat ini," ucap Rahman yang langsung meninggalkan panggung debat. 

Paslon tersebut juga langsung keluar dari lokasi debat diikuti para pendukungnya. Mereka juga meneriakkan kata-kata 'KPU Curang' sembari meninggalkan arena debat. 

Moderator Yohana pun langsung menunda jalannya debat. Selanjutnya, Ketua KPU Muba, M Sigid Nugroho maju ke panggung bersama komisioner KPU lainnya. Dia menegaskan, jalannya debat tetap berlangsung sesuai dengan aturan yang berlaku. 

"Kami sampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Kabupaten Musi Banyuasin yang sudah terganggu lantaran jalannya debat menjadi terhenti. Kami KPU Kabupaten Musi Banyuasin berdasarkan peraturan KPU nomor 13 tahun 2024 dan juknis nomor 1363. Dan rekomendasi Badan Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten Musi Banyuasin, dengan ini kami menyatakan tetap melanjutkan debat hari ini karena debat kandidat adalah salah satu metode kampanye yang difasilitasi oleh KPU," katanya. 

Setelah itu, debat kedua tetap berjalan dengan Closing Statemen dari pasangan calon nomor urut 1. 

Toha-Rahman Sudah Sepakat dengan Skema Debat

Pasca jalannya debat, sejumlah pihak langsung memberikan respons terhadap aksi Walk Out yang dilakukan Paslon Toha-Rahman. Banyak yang menyayangkan aksi paslon Nomor urut 2 tersebut. Pasalnya, sebelum debat berlangsung, paslon tersebut telah menyepakati skema debat yang telah ditawarkan KPU. 

Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Musi Banyuasin (Muba), M Sigid Nugroho, menegaskan pelaksanaan debat publik kedua Calon Bupati (Cabup) dan Calon Wakil Bupati (Cawabup) Muba telah dilakukan sesuai dengan aturan dan ketentuan yang berlaku.  

"Rangkaian debat publik ini sudah mendapatkan rekomendasi dari Bawaslu, sehingga pelaksanaannya tetap berjalan sesuai aturan," ujar Sigit saat memberikan keterangan resmi, Rabu (20/11/2024) malam.  

Hal senada disampaikan oleh Ketua Tim Pemenangan pasangan calon nomor urut 1, Lucianty-Syaparuddin, Beni Hernedi, yang juga mantan Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Muba. Beni menegaskan format dan teknis debat telah disepakati oleh seluruh pihak yang terlibat.  

"Debat publik ini sudah sesuai format yang disepakati sebelumnya. Bahkan, perubahan-perubahan seperti waktu untuk opening dan closing yang awalnya dua menit menjadi empat menit juga telah disepakati bersama," jelasnya.  

Di sisi lain, pasangan calon nomor urut 1, Lucianty-Syaparuddin, tetap mengikuti debat hingga akhir, termasuk memberikan pernyataan penutup (closing statement).  

"Debat publik adalah salah satu tahapan yang harus diikuti. Kami berterima kasih atas dukungan masyarakat Muba, yang menjadi semangat perjuangan bagi kami," ujar Lucianty.  

Ketua Bawaslu Muba, Beri Pirmansyah, turut mendukung pernyataan tersebut. Ia menjelaskan bahwa seluruh mekanisme debat telah disepakati sebelumnya dan dituangkan dalam berita acara.  

"Yang saya ketahui, semua pihak telah sepakat, dan hal tersebut telah tertuang dalam berita acara sebelum pelaksanaan debat," ujar Beri singkat.  

Sengaja Hindari Debat? 

Aksi Walk Out yang dilakukan paslon Toha-Rahman menimbulkan sejumlah spekulasi. Banyak yang menyebut hal itu menjadi salah satu strategi mereka untuk menghindari debat. 

Apalagi, pada saat debat pertama sebelumnya, paslon tersebut, khususnya Calon Bupati (Cabup), Toha Tohet banyak melakukan blunder. Seperti salah mengartikan maksud gender, kemudian gagap saat menjawab serta beberapa insiden lainnya. Selain itu, dalam debat pertama juga, Cawabup, Rahman yang lebih banyak mengambil peran. 

Sehingga, aksi walk out tersebut sebagai suatu kesengajaan yang dibuat agar tidak terlibat dalam debat. 

"Sangat disayangkan, karena itulah salah satu kesempatan publik untuk menilai program atau visi misi paslon yang disampaikan dalam debat. Kalau hanya Walk Out dan tidak puas bagaimana publik mau menilai," kata Direktur Pusat Studi Kebijakan dan Politik (PSKP), Ade Indra Chaniago saat dibincangi. 

Akademisi Stisipol Candradimuka Palembang ini juga menjelaskan, aksi walk out tersebut malah menimbulkan persepsi negatif dari masyarakat terhadap paslon tersebut. "Justru hal ini bisa menimbulkan persepsi negatif bagi paslon itu sendiri. Makanya sangat disayangkan sekali kenapa harus mundur di tengah jalan," kata Ade. 

Sementara itu, Pengamat Politik Sumsel, Bagindo Togar mengatakan, mundurnya paslon Toha-Rahman dari arena debat mengindikasikan ketidaksiapan dari paslon tersebut. "Ini salah satu kekonyolan mereka. Berusaha cari simpati ataupun sensasi dengan mundur debat. Padahal hal ini menjadi blunder bagi mereka sendiri," kata Bagindo. 

Menurut Bagindo, paslon tersebut terindikasi sengaja melakukan hal itu. Lantaran, sejak debat pertama, hasil survei mereka mengalami kemerosotan. "Bisa saja mereka sengaja melakukan ini. Bukan spontanitas. Apalagi sebelumnya kan sudah ada kesepakatan melalui berita acara," ucapnya. 

Sayangnya, aksi ini malah memperburuk persepsi masyarakat terhadap paslon tersebut. "Masyarakat bisa menilai sendiri kualitas calon yang akan mereka pilih. Sanksi sosial dari perbuatan mereka ini pastinya akan membuat jurang elektabilitas semakin besar," tandasnya.