Viral Video Wali Kota Lubuklinggau, Pengamat: Contoh Kalimat Pemimpin yang Menyejukkan

Nanan saat memimpin apel pelaksanaan PPKM/ist/rmolsumsel.id
Nanan saat memimpin apel pelaksanaan PPKM/ist/rmolsumsel.id

Wali Kota Lubuklinggau SN Prana Putra Sohe beri pesan menohok kepada petugas saat memimpin apel pelaksanaan PPKM, Selasa (13/7) beberapa hari lalu.


Bagi Nanan –sapaan akrabnya, yang terpenting dalam pelaksanaan PPKM adalah mengurangi kerumunan, bukan menghancurkan dagangan atau membubarkan pedagang. 

Tak pelak pernyataan tersebut viral di media sosial. Bahkan video Nanan menyebar luas ke grup Whatsapp karena pernyataanya dianggap menyejukan masyarakat dalam pelaksanaan PPKM.

"Aku minta kepada pedagang-pedagang itu (didatangi petugas) harus humanis sambil dijelaskan kalau mereka sampai menimbulkan kerumunan, yang ditertibkan kerumunannya bukan pedagangnya,”pesan Nanan.

Dalam apel yang digelar di halaman Masjid Agung As-salam, Kota Lubuklinggau itu Nanan berulang kali menegaskan masalah kerumunan yang menjadi pangkal penyebaran Covid-19. 

“Kita tidak (untuk) melarang orang berjualan, yang kita larang orang berkerumun. Mereka mencari makan bukan mencari duit. Jadi kalau kita bubar-bubarkan, kita buang-buang, kasihan mereka,”ungkap Nanan.

Berbeda dengan penerapan di daerah lain seperti yang tersorot media selama ini, Wali Kota Lubuklinggau dianggap memberikan contoh yang baik dan menyejukkan. 

Pengamat dari Bagindo Togar Political Observer and Consulting (BTPOC) menilai apa yang disampaikan Nanan yang kemudian viral di media sosial tersebut merupakan ciri pemimpun daerah yang paham substansi kebijakan juga menyejukkan. 

“Unsur utama kepemimpinan salah satunya adalah hadir di tengah permasalahan masyarakat, sehingga bisa merasakan langsung apa yang dialami oleh warganya. Saya pikir ini contoh yang tepat sehingga bisa ditiru oleh pemimpin daerah lain,”ungkap Bagindo Togar. 

Namun ia tetap menekankan pula bagaimana sebaiknya pemerintah melibatkan semua stakeholder dan sumber daya yang ada untuk menangani pandemi Covid-19, sehingga langkah atau kebijakan yang diambil bersifat komprehensif. 

“Serius dan fokus inilah yang harus ditonjolkan pemimpin dalam menghadapi kondisi seperti ini,”ujarnya.