Usai Tahun Baru 2025, Pedagang dan Pembeli di Palembang Keluhkan Harga Kebutuhan Pokok Naik

Suasana pasar pedagang sembako di 16 ilir , Palembang. (Maya Hasan/RMOLSumsel.id)
Suasana pasar pedagang sembako di 16 ilir , Palembang. (Maya Hasan/RMOLSumsel.id)

Harga kebutuhan pokok di Palembang, Sumatera Selatan mengalami kenaikan pasca perayaan natal dan tahun baru 2025. Kondisi tersebut membuat para pedagang dan pembeli memutar otak untuk memenuhi kebutuhan mereka.


Kenaikan ini meliputi komoditas seperti beras, telur, gula, cabai, bawang merah, dan daging ayam, dengan rata-rata kenaikan berkisar antara Rp 1.000 hingga Rp 6.000 per kilogram.  

Namun, harga-harga tersebut seringkali sulit kembali ke tingkat semula setelah momen natal dan tahun baru.  

"Iya, harga kalau sudah naik sulit untuk turun. Misalnya, telur ayam yang biasanya Rp 30 ribu per kilogram, sekarang menjadi Rp 34 sampai Rp 36 ribu per kilogram," ujar Asna, seorang pembeli di Pasar 16 Ilir Palembang, Kamis (2/1/2025).  

Dari pantauan di Pasar 16 Ilir, beberapa harga bahan pokok yang mengalami kenaikan antara lain beras jenis Patin dan Topi Koki Rp 77.000 per 5 kilogram, lalu telur ayam dari Rp 24.000 menjadi Rp 29.000 per kilogram, bawang merah dari Rp 32.000 menjadi Rp 56.000 per kilogram, cabai merah dari Rp 35.000 menjadi Rp 54.000 per kilogram, minyak goreng merek Minyak Kita tetap di harga Rp 16.500 per kilogram.  

Denawati, seorang pedagang sembako di Pasar 16 Ilir, menjelaskan bahwa kenaikan harga ini sudah menjadi pola tahunan menjelang perayaan besar seperti Natal dan Tahun Baru.  

"Kenaikan harga menjelang Natal sudah biasa terjadi. Sayangnya, ketika harga sudah naik, sangat sulit untuk turun kembali, apalagi ke harga awal sebelum kenaikan," ungkap Denawati.  

Kondisi ini berdampak langsung pada daya beli masyarakat. Pembeli cenderung mengurangi jumlah pembelian akibat kenaikan harga.  

"Omzet turun karena pembeli membatasi pembelian. Biasanya beli 1 kilogram, sekarang hanya setengahnya saja," tambahnya.  

Denawati berharap pemerintah dapat segera mengambil langkah untuk menstabilkan harga, terutama menjelang momen besar lainnya seperti Ramadan.  

"Harga murah sangat mempengaruhi penjualan. Kalau harga stabil, orang akan lebih banyak membeli. Kami berharap pemerintah bisa menstabilkan harga kebutuhan pokok," tutupnya.