Tujuan Mulia AM Santri Gontor Sebelum Meninggal Dianiaya, Ingin Coba Perbaiki Sistem Pendidikan di Ponpes

Foto AM (17)  santri Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) yang tewas lantaran diduga dianiaya. (Dok. Keluarga/ RmolSumsel.id)
Foto AM (17) santri Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) yang tewas lantaran diduga dianiaya. (Dok. Keluarga/ RmolSumsel.id)

Sebelum meninggal, AM (17) santri Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) sempat menyatakan tujuannya untuk mengubah sistem pendidikan yang ada di dalam pondok pesantren.


Kata-kata itu sering sekali diutarakan AM kepada ibunya Soimah saat berada di Palembang.

Soimah pun awalnya tak menanggapi serius ucapan dan maksud tujuan AM itu.

“Sebelum anak saya meninggal almarhum selalu berceloteh kepada saya, ingin memperbaiki sistem ponpes,”kata Soimah, Senin (12/9).

Namun, setelah AM meninggal, Soimah baru mengerti maksud dan tujuan AM tersebut. Ia ternyata agar kekerasan di kalangan pondok pesantren maupun Gontor tak terjadi kepada para santri yang lain.

“Rupanya dengan meninggalnya almarhum baru saya bisa mengerti maksud celotehan tersebut adalah untuk memperbaiki sistem agar tidak terjadi tindakan kekerasan di lembaga pendidikan mana pun  dan  pengalihan pengasuhan dan pengawasan kepada senioritas,”ujarnya.

Menurut Soimah, ia bersama suaminya akan terus melanjutkan proses hukum terhadap pelaku yang menyebabkan AM tewas. Hal itu harus ditempuh agar tak ada lagi korban selanjutnya dalam kalangan di pondok pesantren.

“Sebagai seorang ibu dari AM tetap terus akan melanjutkan perjuangan anak saya,”ujarnya.

Kasat Reksim Polres Ponorogo AKP Nikolas Bagas Yudhi Kurnia sebelumnya menjelaskan, ada dua orang senior korban yang diperiksa. Kedua orang itupun menjadi terduga pelaku yang menyebabkan AM tewas.

Menurut Nikolas, motif penganiayaan AM hingga tewas diduga dilatar belakangi kesalah pahaman saat menggelar acara Perkemhan Kamis Jumat (Perkajum). Saat itu, AM yang menjadi ketua kekurangan alat hingga menyebabkan keduanya marah. Sehingga, AM pun dianiaya hingga tewas.

“Kami mengamankan beberapa barang bukti termasuk tongkat dari lokasi kejadian serta becak. Becak ini diduga digunakan untuk membawa korban ke rumah sakit,”kata Nikolas.

Dari kasus tersebut, penyidik Polres Ponorogo telah melakukan pemeriksaan sebanyak 18 orang saksi. Keterangan para saksi itu mengeuatkan bahwa dua orang menjadi terduga pelaku.

“Keduanya (terduga pelaku) adalah senior korban di sekolah,”jelasnya.