Tiga Srikandi Kick Boxing Sumsel Siap Berlaga di PON Aceh-Sumut

Ketua umum Kick Boxing Sumsel Mgs H Syaiful Padli, ST. MM didampingi sejumlah pengurus dan atlet Kick Boxing/Foto: Dudy Oskandar
Ketua umum Kick Boxing Sumsel Mgs H Syaiful Padli, ST. MM didampingi sejumlah pengurus dan atlet Kick Boxing/Foto: Dudy Oskandar

Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024 yang akan digelar di Aceh dan Sumatera Utara pada 16-21 September 2024 diprediksi akan menghadirkan pertarungan sengit dalam cabang olahraga kick boxing. 


Tiga atlet muda asal Sumatera Selatan, yakni Sevi Stena Aurel (16), Nayla Azzani (18), dan Calviani Putri Zahrah (15), siap memperebutkan medali di kancah olahraga nasional.

Sevi dan Nayla akan berlaga dalam kategori kreatif form beregu, sementara Calviani akan berkompetisi dalam kreatif form individu. Dalam pra-PON yang digelar di Jawa Barat sebelumnya, ketiga srikandi ini berhasil meraih dua medali perak, menunjukkan potensi besar mereka untuk bersinar di PON XII. 

Namun, tidak ada satu pun atlet putra yang berhasil lolos untuk bertanding di PON XII. Ketua Umum Kick Boxing Sumsel sekaligus Wakil Ketua Komisi V DPRD Sumsel, Mgs H Syaiful Padli, ST. MM., didampingi Wakil Ketua Umum Mgs Yulyadi, Ketua Harian Irwanto, dan Sekretaris Umum Al Perryadi, mengungkapkan rasa bangga dan syukur atas prestasi tim putri. 

"Tim putri kita masuk zona berat dengan adanya DKI Jakarta, namun kita tetap unggul," kata Syaiful saat ditemui di Fraksi PKS DPRD Sumsel, Sabtu (28/6).

Syaiful berharap dalam PON XII nanti, para atlet Sumsel dapat mempertahankan medali yang diraih pada pra-PON di Bandung dan meraih medali emas dari 14 kelas yang dipertandingkan. 

"Ini merupakan pertandingan kick boxing pertama dalam PON, sebelumnya hanya eksebisi di PON XI. Kali ini, 14 medali emas diperebutkan, dan kita butuh dukungan serta doa dari semua pihak," ujarnya.

Namun, persiapan tim kick boxing Sumsel tidak sepenuhnya mulus. Pengiriman tiga atlet ini hanya disertai satu pelatih, yang idealnya minimal dua pelatih untuk tiga atlet. Meski demikian, mereka tetap bersemangat untuk bertanding meski tanpa official lengkap.

Ketiga atlet ini dilatih oleh Nabila, seorang pelatih muda berbakat yang merupakan pelatih Madya terbaik di Indonesia. Nabila menjelaskan kebutuhan mendesak akan sarana latihan dan pertandingan yang memadai.

"Selama ini kita menumpang tempat latihan di gedung dayung, dan sarana seperti matras sangat diperlukan," katanya.