Terkait Napi Kabur, Kanwil Kemenkumham Sumsel Periksa Lima Pegawai Lapas Lubuklinggau

Kantor Wilayah Kemenkumham Sumsel/net
Kantor Wilayah Kemenkumham Sumsel/net

Lima pegawai lapas Lubuklinggau diperiksa buntut dari kasus narapidana kabur dari Lapas. Dua narapidana Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Lubuklinggau, coba melarikan diri, Minggu (26/6).


Kalapas Kelas IIA Lubuklinggau, Ika Prihadi Nusantara mengatakan, dalam setiap tindakan ada Standar Operasional Prosedur (SOP) termasuk melakukan pengamanan. Termasuk pada kasus narapidana kabur dari Lapas Lubuklinggau ini.

"Yang jelas ada SOP dan itu merupakan langkah kita bekerja, apabila ada pelanggaran pasti ada sanksinya," katanya pada wartawan, Kamis (30/6).

Menurutnya sampai dengan saat ini ada lima orang petugas Lapas Lubuklinggau yang diperiksa oleh Kanwil Kemenkumham Sumsel, khususnya mereka yang terlibat piket pada waktu peristiwa itu terjadi.

"Sekarang masih dalam pemeriksaan, prosesnya belum selesai, hingga saat ini masih terus berjalan," katanya

Termasuk saat ini ada lima ada pegawai dilakukan pemanggilan oleh pihak Polres Lubuklinggau, karena dalam peristiwa ini sudah jadi isu dimasyarakat dan menjadi tanggung jawab Polres Lubuklinggau.

"Untuk mengetahui bagaimana situasi itu terjadi. Untuk itu kita mengapresiasi langkah Polres supaya jangan sampai terjadi kesimpang siuran informasi di masyarakat. Karena penggiringan opini yang tidak bagus," katanya.

Ika menyebutkan, jumlah tahanan di Lapas kelas IIA Lubuklinggau saat ini jumlahnya 1.303 orang dan Ika percaya masyarakat yang ada di luar rasa keadilannya terjamin karena dijaga dengan baik oleh para petugas.

Masyarakat yang ada di dalam terbina dengan baik, masyarakat juga tenang, untuk itu masyarakat yang didalam butuh dukungan. Idealnya masyarakat yang berada di Lapas ini hanya 400 orang, namun kenyataan dilapangan isinya 1.303 untuk hari ini.

"Napi sebanyak ini hanya dijaga enam orang perharinya dari jumlah seluruhnya 65 dan 24 ada dibagian regu," katanya.

Selama pembinaan berlangsung masyarakat yang ada didalam dibina dengan baik, sejak pagi mereka dikeluarkan berjemur dan dilakukan pembinaan keterampilan.

"Napi yang didalam ini kita harapkan pulang punya keterampilan dan tidak lagi berpikiran mau jualan sabu lagi, dan masyarakat tidak menstigmanya negatif terus," katanya.