Terkait Dugaan Pelecehan Seksual di Unsri, Komisi V DPRD Bakal Panggil Pihak Rektorat

Wakil Ketua Komisi V DPRD Sumsel Mgs Saiful Padli/ist
Wakil Ketua Komisi V DPRD Sumsel Mgs Saiful Padli/ist

Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumatera Selatan angkat bicara, terkait dugaan pelecehan seksual yang terjadi terhadap beberapa mahasiswi Universitas Sriwijaya (Unsri).


Setelah satu kasus sebelumnya viral di media sosial, 27 September 2021 lalu, kali ini isu tak sedap itu menimpa dua korban lainnya.

"Dengan kejadian ini, sekali lagi ini mencoreng dunia pendidikan, apalagi terlebih lagi di Unsri yang merupakan kampus kebangaan masyarakat Sumsel," kata Wakil Ketua Komisi V DPRD Sumsel Mgs Saiful Padli, Jumat (19/11).

Saiful mengatakan dalam waktu dekat pihaknya akan mengadakan rapat internal. Jika  kejadian ini benar akan menjadi catatan bagi rektorat yang ada saat ini. 

"Kami dari DPRD Sumsel mendorong kasus ini bisa segera dituntaskan, dalam waktu dekat kami akan rapat internal komisi terkait hal tersebut dan kemungkinan kami akan memanggil pihak rektorat Unsri terkait dengan kasus ini. Sehingga kedepan tidak terulang kembali, karena hal ini bisa mencoreng dunia pendidikan di Sumsel," kata  politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.

Sementara itu, Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM-KM) Unsri sudah menerima laporan baru, dari dua orang mahasiswi yang diduga menjadi korban pelecehan seksual yang dilakukan oknum dosen.

"Kami mendapat laporan dugaan pelecehan dari dua orang mahasiswi Unsri," kata Presiden Mahasiswa (Presma) Unsri, Dwiki Sandy kepada wartawan, Kamis (18/11).

Laporan tersebut, kata Dwiki, diterima melalui pesan langsung akun medsos BEM-KM Unsri pada 6 November lalu. "BEM-KM Unsri melalui Menteri Pemberdayaan Perempuan sudah bertemu dengan dua orang mahasiswi tersebut," katanya.

Namun Dwiki tak bersedia membeberkan identitas kedua mahasiswi tersebut, termasuk jurusan dan fakultas yang bersangkutan. Dia hanya memastikan bahwa kedua mahasiswi itu berasal dari fakultas yang berbeda dengan korban pelecehan pertama yang melapor ke BEM-KM Unsri.

"(Dua mahasiswi) dari fakultas berbeda, berdasarkan pengakuan dua orang ini, pelakunya beda (dengan pelaku pelecehan sebelumnya)," katanya.

BEM-KM Unsri kini telah membentuk Satgas khusus untuk mengawal dugaan perkara pelecehan seksual ini. Dwiki dan kawan-kawan juga sedang menantikan respon audiensi berikutnya dengan pihak rektorat Unsri, untuk meminta kepastian penyelesaian perkara ini.