Calon wakil presiden (Cawapres) 2024 diprediksi berasal dari tokoh-tokoh yang saat ini sudah berseliweran di berbagai lembaga survei. Kecil kemungkinan cawapres mendatang muncul secara tiba-tiba, seperti layaknya Maruf Amin pada Pilpres 2019.
- Angka Survei Makin Rendah, Saham Trump Ikut Anjlok
- Survei: Publik Minta Pelaku Korupsi Kasus Timah Dimiskinkan
- Fokus Temui Rakyat, Ganjar Tak Ambil Pusing Soal Survei
Baca Juga
Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin, saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (26/5).
"Cawapres 2024 ini tidak akan muncul nama baru, kecuali nama-nama yang sudah ada," sebut Ujang Komarudin.
Analis politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia itu menjelaskan, kehadiran cawapres akan mempengaruhi kemenangan dalam pilpres. Oleh karena itu, kemunculan nama baru saat ini dipandang sebagai sesuatu yang sulit terjadi.
Ada hitung-hitungan politik yang membuat hanya nama-nama yang sudah diketahui publik saja yang muncul sebagai cawapres.
Menurut Ujang, ketika Jokowi mengambil Maruf Amin sebagai wakil presiden, saat itu posisinya sebagai petahana dan membutuhkan sosok yang bisa menarik simpati kelompok Islam.
"Namun situasi hari ini berbeda dengan 2019. Di mana kandidat Bacapres dianggap memiliki kekuatan yang merata. Maka kebutuhan cawapres yang muncul hari ini yang sudah beredar (di survei)," tandas Ujang.
- Angka Survei Makin Rendah, Saham Trump Ikut Anjlok
- Survei: Publik Minta Pelaku Korupsi Kasus Timah Dimiskinkan
- Kubu Ganjar-Mahfud Resmi Daftar Gugatan Hasil Pilpres ke MK