Tahun Ini, Aceh Dua Kali Alami Fenomena Hari Tanpa Bayangan 

ilustrasi/net
ilustrasi/net

Koordinator Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Sultan Iskandar Muda Aceh Besar, Zakaria, menyebutkan Aceh mengalami hari tanpa bayangan. Mulai 7 September lalu pukul 12.36.27, hingga 21 Oktober pukul 12.24.52.


"Hari tanpa bayangan tersebut terjadinya sekitar 5 sampai 10 menit paling lama dan paling cepat 3 menit" kata Zakaria kepada Kantor Berita RMOLAceh, Sabtu, (10/9) 

Zakaria menjelaskan, fenomena kulminasi atau hari tanpa bayangan pernah juga terjadi tahun lalu. Yakni, pada Maret dan September. Tahun ini, kata dia, Aceh juga mengalami dua kali hari tanpa bayangan. Yakni, September dan Oktober.

Menurut Zakaria, hari tanpa bayangan merupakan fenomena langka. Karena hanya terjadi dua kali dalam setahun, saat posisi matahari lintang di atas kepala.

Fenomena hari tanpa bayangan ini, kata Zakaria, tidak hanya terjadi di Aceh. Akan tetapi juga terjadinya di seluruh wilayah di Indonesia. Salah satunya, Padang dan Pontianak.

Zakaria menjelaskan, hari tanpa bayangan terjadi di Indonesia karena wilayahnya berada pada garis khatulistiwa. Fenomena tanpa bayangan itu, posisi Indonesia yang berada di sekitar ekuator atau tidak jauh dari saat matahari pada garis khatulistiwa.

Zakaria mengatakan, fenomena hari tanpa bayangan tak ada berpengaruh dengan cuaca atau lainnya. "Tidak ada pengaruh, jika ada yang katakan bahwa akan terjadi suhu panas ataupun gelombang panas," sebutnya.

Untuk itu, Zakaria mengimbau masyarakat jangan langsung berpengaruh dengan berita bohong alias hoax. Karena fenomena hari tanpa bayangan hanya fenomena alam.