Syarat Masuk SD, Anak di Kota Prabumulih Harus Punya Sertifikat Balita

Ilustrasi siswa SD. (ist/rmolsumsel.id)
Ilustrasi siswa SD. (ist/rmolsumsel.id)

Pemkot Prabumulih berencana untuk memasukkan sertifikat balita sebagai salah satu syarat mendaftar di Sekolah Dasar (SD). Kebijakan tersebut diterapkan untuk memacu orang tua memeriksakan rutin kesehatan anaknya ke posyandu.


Wali Kota Prabumulih, Ridho Yahya mengatakan, kebijakan tersebut sebagai salah satu upaya pemerintah untuk menekan angka stunting atau kekurangan gizi anak di Kota Prabumulih. Menurutnya, salah satu faktor tingginya angka stunting yakni kemalasan orang tua untuk memantau tumbuh kembang anak.

“Kami akan minta Dinas Pendidikan untuk menjadikan sertifikat balita ini sebagai syarat masuk SD. Sehingga, kekurangan gizi pada anak bisa teratasi,” kata Ridho saat peluncuran program Sertifikat Balita, Rabu (9/2).

Menurutnya, program tersebut nantinya akan ditunjang dengan program lainnya. Yakni memberikan bantuan paket susu dan makanan tambahan bagi balita yang rajin datang ke posyandu.

"Siapa yang datangnya rajin dapat ke posyandu kita beri paket susu dan makanan tambahan yang datang rajin setiap bulan," jelasnya.

Sementara itu, Ketua Tim Penggerak PKK Kota Prabumulih, Suryanti Ngesti Rahayu mengatakan, selama ini, kepentingan orang tua datang ke posyandu hanya sebatas mengikuti imunisasi. Setelah menerima imunisasi lengkap, orang tua jarang lagi untuk memeriksakan kesehatan anaknya ke Posyandu.

“Idealnya itu pemeriksaan kesehatan dilakukan sampai usia lima tahun,” katanya.

Suryanti menerangkan, ada 14 Kelurahan yang sebagian besar orang tua malas mengajak anaknya posyandu setelah imunisasi lengkap.  "Hampir 14 kelurahan masalahnya sama. Ibu-ibu kebanyakan malas datang ke posyandu setelah anaknya masuk usia di 1 tahun," ucapnya.

Suryanti menuturkam, para orang tua atau ibu-ibu hanya mendatangi posyandu saat pembagian vitamin A. "Biasanya para ibu datang pada Februari dan Agustus saja," ujarnya.

Wakil TP PKK Prabumulih Hj Reni Indayani SKm menambahkan, sejauh ini ada beberapa kasus stunting yang terjadi di Kota Prabumulih.

"Ada tapi tidak terlalu banyak, ada beberapa wilayah yang terindikasi. Untuk penyebabnya banyak mulai dari makanan, asupan gizi, termasuk jarang ke posyandu. Karena ke posyandu itu sejak hamil terpantau, BB (Berat Badan) anak juga terpantau," tandasnya.