Spirit Prasasti Talang Tuo di Gagasan Andrew Hayim De Vries dalam "The Gardenship"

Fasilitas pengolahan limbah makanan ini merupakan Pilot Project pertama
Fasilitas pengolahan limbah makanan ini merupakan Pilot Project pertama

Upaya pelestarian lingkungan hidup yang bertujuan untuk kemakmuran dan kesejahteraan bersama di dunia sudah berlangsung sejak lama di Palembang hal ini berdasarkan spirit Prasasti Talang Tuo.


Prasasti Talang Tuo merupakan maklumat Raja Sriwijaya Sri Baginda Sri Jayanasa pada 23 Maret 684 Masehi. Isinya menceritakan tentang pembangunan taman oleh Sri Jayanasa untuk kesejahteraan semua makhluk.

Isinya antara lain menyebutkan semoga tanaman-tanaman dengan bendungan-bendungan dan kolam-kolamnya, dan semua amal yang saya berikan dapat digunakan untuk kebaikan semua mahluk, semoga mereka tidak terkena malapetaka, tidak tersiksa, semoga semua planet dan rasi menguntungkan mereka atau lestari.

Kini lokasi penemuan Prasasti Talang Tuo masih ada dan terletak belakang Prumnas Talang Kelapa atau dulu disebut Dusun Talang Kelapa, Desa Talang Tuo, Alang Alang Lebar, Kota Palembang. 

Spirit Prasasti Talang Tuo ternyata tergambar dalam proyek percontohan fasilitas pengolahan limbah makanan seluas 1,4 hektar yang terletak di Kebun Buddhi Jalan Talang Buluh, Bukit Baru, Kecamatan Ilir Barat I Palembang.

Fasilitas pengolahan limbah makanan ini merupakan Pilot Project pertama The Gardenship oleh Andrew Hayim De Vries dari WastePlant Tropic Indonesia, fasilitas pengelolaan sampah makanan menjadi tanah organik dengan menggunakan Cacing (Vermicompost) untuk di Sumatera Selatan (Sumsel) terutama Palembang.

Tidak lupa Andrew juga  menggandeng produsen probiotik lokal Palembang, Promic Biowash. The Gardenship berfungsi untuk mengolah limbah makanan menjadi tanah subur dan menghasilkan tanaman pangan.

Andrew Hayim De Vries sendiri berasal dari Australia, merupakan penemu, designer ekologi, pembicara dan konsultan yang selama 18 tahun terakhir mendalami tentang sistem kompos.

Andrew sendiri melihat Indonesia menghasilkan sampah makanan terbesar kedua di dunia setelah Arab Saudi. Ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan tentang sampah makanan dan pengolahannya, infrastruktur yang belum memadai dan  juga pola perilaku masyarakat terhadap makanan.

“Sampah makanan jika tidak ditangani dengan baik akan menjadi gas beracun dan menyumbang emisi carbon, selain itu sampah makanan yang membusuk dan dibiarkan bisa menjadi sarang penyakit,” kata Andrew didampingi Arum Christina H selaku Asisten Direktur WastePlant & WastePlant Tropic Indonesia. 

Menurutnya pengolahan sampah harus dilakukan secara desentralisasi dengan teknologi yang sederhana namun tepat dan juga gampang dipindahkan, sehingga bisa diaplikasikan dalam skala kecil/komunitas sekalipun.

Berawal dari mendesain Subpod, pengolahan sampah secara sederhana skala rumahan dia terinspirasi untuk membuat pengolahan sampah yang terintegrasi, dari sampah makanan menjadi tanah subur dan nantinya akan ditanam oleh tanaman pangan yang disebut sebagai Gardenship, dan beliau sudah membuat patent untuk designnta.

“Tempat ini bukan hanya pengolahan sampah saja, namun unsur edukasi menjadi elemen yang sangat penting karena fasilitas tanpa perubahan perilaku dan pengetahuan yang memadai dan memerlukan waktu lama untuk berubah,” kata Andrew yang walaupun umurnya tidak muda lagi namun terlihat energik dan ramah dengan siapapun yang ingin belajar di kebunnya.

Di Palembang Andrew sendiri juga menjalin kerjasama dengan pasangan muda dari Palembang, Ivonne dan Juta, yang baru saja menerima penghargaan sebagai salah satu Inovator muda di Sumatra Selatan.

Mereka membuat probiotik yang melengkapi sistem vermi kompos yang dibuat oleh Andrew, membuat pengomposan lebih cepat dan tidak menimbulkan bau.

“Untuk melihat dan belajar tentang sistem ini silahkan kunjungi Kebun Buddhi Pusat Budaya Baru, Talang Buluh Banyuasin,” kata Andrew.

Sedangkan Asisten I Pemerintah Provinsi Sumsel, Drs Edward Chandra yang sempat mendatangi “The Gardenship” bersama sejumlah stafnya mengagumi ide brilian yang dimiliki Andrew yang pertama di Sumsel dan di Palembang.

Chandra mendukung inovasi Mr Andrew, apabila ini menjadi contoh untuk dikembangkan di Sumsel, khusus kota Palembang yang penggunaan sampahnya banyak.

“Pengolahan limbahnya Andrew sangat bagus untuk Sumsel dan Palembang, selain  ramah lingkungan dan bahan-bahannya ada disekitar kita dan biayanya sangat murah,” katanya.

Menurut Candra ide Andrew ini juga sangat sejalan dengan program  Gubernur Sumsel Herman Deru yaitu Gerakan Sumsel Mandiri Pangan ( GSMP).