Soal Video Ibu Hamil Ditandu Karena Jalan Rusak, Ini Kata Gubernur Sumsel

Gubernur Sumsel, Herman Deru. (Istimewa/rmolsumsel.id)
Gubernur Sumsel, Herman Deru. (Istimewa/rmolsumsel.id)

Sebuah video mendadak viral di Media Sosial (Medsos). Pasalnya, seorang warga yang tengah hamil dan akan melahirkan terpaksa harus ditandu karena kondisi jalan yang rusak.


Video yang diposting oleh akun instagram @sumsel.24jam diketahui berada di Dusun 7, Sungai Gulo, Desa Beringin Makmur II, Kecamatan Rawas Ilir, Kecamatan Musi Rawas Utara (Muratara), Sumsel.

Dalam video tersebut, ibu hamil yang bernama Rusmina (40) ini harus dibawa warga menggunakan tandu darurat terbuat dari kayu. Mereka, terlihat berjalan diatas tanah merah yang berlumpur dan sulit dilewati kendaraaan.

Menanggapi hal tersebut, Gubernur Sumsel, Herman Deru mengaku telah mengecek video tersebut. Dia menjelaskan video itu berada di Kawasan Muratara dan jalan yang dilewati mereka mungkin di daerah yang mengangkut komoditas sawit disana. Hanya saja, saat ini dia masih menunggu keterangan lebih lanjut dari Kabupaten Muratara untuk detailnya. 

"Kami masih menunggu informasi dari kabupaten setempat. Namun, saya tegaskan jika memang kondisi keuangan tidak memadai maka Pemprov Sumsel akan membantu," pungkasnya saat di jumpai di Arya Duta. Selasa (18/1).

Sementara itu, Humas RSIA Dwi Sari Lubuklinggau, Dwi Sari Arum membenarkan hal tersebut. Dia mengaku pasien ini datang pada Sabtu (15/1), dimana saat datang bayi yang akan dilahirkan telah meninggal dunia karena keterlambatan waktu. 

"Pada saat datang sekitar jam delapan malam kondisi ibu sudah cukup gawat dan bayi sudah meninggal," katanya.

Kemudian, melihat kondisi pasiennya itu maka dia dan tim segera melakukan operasi sebab ari-ari yang sudah keluar sedangkan tubuh bayi masih berada di dalam tubuh ibunya. Setelah dioperasi, besoknya pasien segera diizinkan untuk pulang. Dwi turut menyayangkan atas keterlambatan pasien yang hendak melahirkan tersebut karena keterbatasan akses jalan menuju rumah sakit sehingga menyebabkan sang jabang bayi harus kehilangan nyawa sebelum sempat dilahirkan.

"Sangat disayangkan, harusnya pasien bisa datang lebih cepat dan tepat waktu. Tapi kondisi jalannya juga seperti itu," pungkasnya.