Respons Kasus Dugaan Pelecehan Seksual di Unsri, KAHMI Sumsel: Jangan Sampai Melebar!

Ketua Umum KAHMI Sumsel, Joncik Muhammad.
Ketua Umum KAHMI Sumsel, Joncik Muhammad.

Kasus dugaan pelecehan seksual yang terjadi di Universitas Sriwijaya (Unsri) banyak menyedot perhatian publik, hingga dinilai Majelis Wilayah Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Sumsel telah dipolitisasi.  


Menurut Ketua Umum KAHMI Sumsel, Joncik Muhammad, mereka sudah melihat bahwa kasus ini sudah dibawa ke arah politisasi. Padahal, kasus ini kesalahannya lebih mengarah pada individu atau oknum dosen.

 “Namun, yang berkembang justru mengarah hingga dipolitisasi. Ya sudah ada (politisasi), seperti munculnya petisi turunkan rektor dan sebagainya dan justru KAHMI merasa terusik. Seharusnya Rektorat Unsri jangan di bawa bawa,” kata dia, Senin (13/12).

 Atas dasar itu, Joncik menjelaskan, KAHMI Sumsel perlu merespons perkembangan kasus ini. Karena, Unsri yang merupakan kampus terbesar di Sumsel juga banyak menelurkan alumni HMI.

 “Majelis Wilayah KAHMI Sumsel meminta kepada semua pihak agar permasalahan ini jangan sampai melebar kemana-mana dan dipolitisasi sedemikian rupa, untuk menimbulkan stigma negatif terhadap Unsri. Apalagi sampai meminta rektor beserta jajarannya untuk mengundurkan diri,” jelas Bupati Empat Lawang itu.

 Joncik melanjutkan, Majelis Wilayah KAHMI Sumsel mengapresiasi langkah aparat penegak hukum dalam menjalankan tugas, melayani, melindungi, serta memberikan rasa aman terkait penegakan hukum kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh oknum dosen Unsri.

 “Jangan jadikan ini alasan untuk saling gugat menggugat. KAHMI melihat sudah ada potensi ke arah itu. Jangan jadikan persoalan ini jadi masalah perorangan, apalagi rektor Unsri merupakan alumni HMI,” ungkap dia.

 Sementara, Joe Martin, Direktur Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum (LKBH) KAHMI Sumsel mengatakan, pihaknya siap mengawal proses hukum dan memberikan pendampingan kepada para korban.

 “Melalui LKBH KAHMI kami akan kawal sampai tuntas. Sekarang sudah berjalan di Polda Sumsel dan banyak juga yang mengawal. Karena korban memerlukan support secara moril dan keilmuan. Kita juga siap dan banyak advokat muda yang akan turun membantu,” tandas dia.