Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyesalkan terjadinya insiden yang menewaskan 129 orang supporter (data per 09.30 WIB) dalam laga Derby Jatim antara Arema FC vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/).
- Laporan Aremania Ditolak, Polda Jatim Dinilai Abaikan Perintah Kapolri
- Dinkes Malang : Total 754 Korban Kanjuruhan, 132 Meninggal
- Menko PMK Yakin Korban Kanjuruhan Tewas Karena Tembakan Gas Air Mata
Baca Juga
"Peristiwa ini harus menjadi pembelajaran dan pendewasaan kita bersama, seluruh insan olahraga dan pecinta sepakbola Indonesia agar menjunjung tinggi sportivitas dalam setiap pertandingan," ungkap Khofifah, Minggu (2/10).
Khofifah menyebut insiden Kanjuruhan, tidak hanya menjadi duka Jawa Timur, namun juga duka Indonesia dan duka dunia olahraga. Khofifah pun berharap kejadian ini tidak terulang di masa yang akan datang.
"Jangan sampai kejadian ini terulang di kemudian hari," tegasnya.
Saat ini, kata Khofifah, Pemprov Jawa Timur bersama Pemkab dan Pemkot Malang tengah fokus menangani korban baik wafat maupun yang membutuhkan pertolongan penanganan tindakan kesehatan.
Penanganan di RS Saiful Anwar akan ditanggung oleh Pemprov Jawa Timur. Sedangkan bagi korban yang meninggal dunia dan luka berat akan mendapatkan santunan dari Pemprov Jatim.
Dalam kesempatan tersebut, Khofifah juga menyampaikan belasungkawa kepada seluruh keluarga korban dan keluarga.
- Demi Keamanan, Laga Persebaya Vs Arema FC dilaksanakan di Luar Jatim Tanpa Penonton
- Laporan Aremania Ditolak, Polda Jatim Dinilai Abaikan Perintah Kapolri
- Dinkes Malang : Total 754 Korban Kanjuruhan, 132 Meninggal