Produksi Cina Melimpah, Harga Batubara Januari Turun

ilustrasi/net
ilustrasi/net

Harga Batubara Acuan (HBA) Januari 2022 mengalami penurunan sebesar 1,29 Dolar AS per ton. Dari sebelumnya 159,79 Dolar AS per ton di Desember 2021 menjadi 158,50 Dolar AS per ton.


Penurunan harga emas hitam ini dipicu oleh peningkatan produksi batubara domestik Cina. Negeri Tirai Bambu ini merupakan Negara pengekspor batubara terbesar di dunia. Sehingga, kondisi pasokan dalam negrinya cukup memberi pengaruh yang besar terhadap harga batubara dunia.

“Pemerintah Tiongkok berusaha meningkatkan produksi batubara dalam rangka memenuhi kebutuhan dalam negeri yang berdampak pada meningkatnya stok batubara dalam negeri," kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi di Jakarta, Kamis (6/1).

Menurutnya, sepanjang 2021, HBA cukup mengalami kenaikan pesat. Bahkan sempat mencapai level tertinggi dalam satu dekade terakhir. Yakni di November 2021 pada angka 215,01 Dolar AS per ton.

HBA sendiri merupakan harga yang diperoleh dari rata-rata indeks Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platt's 5900 pada bulan sebelumnya, dengan kualitas yang disetarakan pada kalori 6322 kcal/kg GAR, total Moisture 8%, Total Sulphur 0,8%, dan Ash 15%.

Nantinya, harga ini akan digunakan secara langsung dalam jual beli komoditas batubara (spot) selama satu bulan pada titik serah penjualan secara Free on Board di atas kapal pengangkut (FOB Veseel).

Terdapat dua faktor turunan yang memengaruhi pergerakan HBA yaitu, supply dan demand. Pada faktor turunan supply dipengaruhi oleh season (cuaca), teknis tambang, kebijakan negara supplier, hingga teknis di supply chain seperti kereta, tongkang, maupun loading terminal.

Sementara untuk faktor turunan demand dipengaruhi oleh kebutuhan listrik yang turun berkorelasi dengan kondisi industri, kebijakan impor, dan kompetisi dengan komoditas energi lain, seperti LNG, nuklir, dan hidro.