Kelangkaan minyak goreng yang terjadi belakangan ini membuat sejumlah pihak penasaran apa yang sebenarnya membuat salah satu kebutuhan pokok itu sulit didapatkan.
- Polemik Kelangkaan Migor, Komisi IV DPR: Kebijakan Mendag Tak Proper Rakyat
- Tinjau Ketersediaan Minyak Goreng, Kapolri: Jangan Terjadi Kelangkaan Lagi
- Produsen Kurangi Produksi Hingga 90 Persen, Migor Curah Mulai Langka
Baca Juga
Ketua DPRD Sumatera Selatan, RA Anita Noeringhati mengatakan, dari keterangan pabrik produsen minyak goreng yang sempat didatanginya menyampaikan mereka produksi seperti biasa.
“Nah itu yang harus kita cari kebuntuannya di mana, karena apa. Sebetulnya mereka (produsen minyak goreng) senang-senang saja produksi itu dan semuanya sampai di distributor sepertinya sih tidak ada masalah. Tetapi sampai ke lapangannya kok hilang. Itu yang perlu kita cari,” katanya di Gedung DPRD Sumsel, Kamis (17/3).
Mengenai dugaan adanya pihak yang memanfaatkan situasi dengan melakukan penimbunan minyak goreng, politisi Partai Golkar ini meminta Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi dan Kabupaten/Kota serta Bulog lebih pro aktif mencari solusi penyelesaian masalah tersebut.
“Apalagi ini sudah diberikan kebijakan Pemerintah untuk minyak curah (disubsidi) jadi harganya Rp14 ribu per liter. Untuk minyak kemasan juga harus tersedia di pasar-pasar modern. Kita nanti tetap koordinasi,” ucap Anita.
Mendekati bulan Ramadan, Anita berharap persoalan minyak goreng ini sudah bisa diatasi.
“Harapannya tetap ada operasi pasar seperti yang dilakukan sekarang,” tukasnya.
- DPRD Dorong Pemprov Sumsel Bagikan Suplemen Kesehatan ke Penyelenggara Pemilu
- Datangi Ditjen Bina Keuda Kemendagri, Ini Bahasan Ketua DPRD Sumsel
- PN Jakpus Putuskan Pemilu Ditunda, Begini Kata Ketua DPRD Sumsel