Pria Asal Palembang Ini Pilih Tinggal Bersama Ratusan Ular Sanca

Noviandy Kurniawan Harenfa (32) sudah enam tahun terakhir tinggal bersama ratusan ular Sanca /Eko Prasetyo JW
Noviandy Kurniawan Harenfa (32) sudah enam tahun terakhir tinggal bersama ratusan ular Sanca /Eko Prasetyo JW

Ular merupakan salah satu hewan reptil yang cukup berbahaya. Hanya saja, beberapa jenis dipandang lucu dan menggemaskan. Salah satunya yakni Ball Phyton atau lebih dikenal dengan Sanca Bola.


Tingkah yang jinak dan tidak berbisa membuat ular asal Afrika ini sangat cocok dipelihara di rumah. Hal inilah yang mendasari Noviandy Kurniawan Harenfa (32), fokus mengembangbiakkan ular tersebut.

Bahkan, sudah enam tahun terakhir ini dirinya serumah dengan ratusan ular peliharaannya. "Ular ini sangat cocok jadi peliharaan kok, karena wataknya yang jinak,” ujar pecinta Sanca Bola ini.

Menurutnya, berbeda dengan jenis phython lainnya yang berukuran besar, panjang maksimal Sanca Bola maksimal hanya satu meter. Owner Maximus Reptiles ini menuturkan, lantaran ukurannya yang kecil, ratusan ular peliharaannya masih bisa menempati ruko dua pintu miliknya.

"Tadinya saya pelihara Phyton yang besar. Tapi setelah kenal Sanca Bola, saya fokus mengembangbiakannya. Kalau jumlahnya sekarang sudah ratusan baik baby, remaja hingga indukan," bebernya.

Menurutnya, ular tersebut sangat cocok dipelihara bagi pencinta reptil pemula. Karena, sifatnya yang jinak dan juga proses pemeliharaan yang tidak terlalu sulit.

"Ular ini sangat suka tempat bersuhu hangat dan juga bersih. Memang ada beberapa hal yang harus diperhatikan secara detail. Misal berat tubuhnya," terangnya.

Ia menuturkan, untuk umur jantan di rentang usia 13-15 bulan beratnya paling tidak sekitar 750 gram. Sementara untuk betina umur 2,5 -3 tahun berat minimalnya sekitar 1500 gram.

“Dalam setahun (bertelur) satu kali. Bisa saja dua kali, tapi kasihan. Sekali bertelur lima hingga sembilan butir dan itu belom tentu menetas semua. Untuk penetasan biasanya dibantu inkubator," bebernya. 

Pemberian pakan juga tidak terlalu sulit. Ular tersebut akan memakan tikus putih jika mereka sedang lapar. Itu pun tergantung suhu kandangnya.  "Jadi tidak terlampau sulit untuk pemberiannya," ucapnya.

Terkait harga, ular tersebut dibanderol paling murah Rp 700.000 sampai Rp1.000.000. "Ada juga yang sampai puluhan hingga ratusan juta. Tergantung dari genetiknya," terangnya.

Ia sendiri sudah banyak menerima pesanan dari berbagai daerah. Proses pemasaran melalui akun Instagram @maximus_reptiles. "Paling banyak di kota Palembang. Tapi juga pernah kirim sampai pulau Jawa," pungkasnya.