Presiden Joko Widodo sering membuat kebijakan, yang dinilai tidak berpihak pada rakyat kecil. Oleh karena itu, ia dinilai berpeluang untuk ditinggalkan oleh partai yang menyokongnya sejak dari Solo, PDI-Perjuangan (PDIPP).
- Mawardi Yahya Resmi Tunjuk Pakar Hukum Hasanal Mulkan Sebagai Ketua Tim Advokasi Pilgub Sumsel 2024
- Mundur dari Nasdem, Mantan Gubernur Syahrial Oesman Gabung TKD Prabowo-Gibran Sumsel
- 34 TKA Cina Masuk Indonesia saat PPKM, Ini Merusak Kepercayaan Publik Terhadap Pemerintah
Baca Juga
Analis sosial politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun mengatakan, kemungkinan Jokowi ditinggalkan PDIP sebagai pengusung terbuka. Ini lantaran sebagai petugas partai wong cilik, Jokowi kerap kali mengeluarkan kebijakan yang dinilai tidak sejalan.
"Jika Jokowi ditinggalkan PDIP tentu itu ada kemungkinannya. Jika itu terjadi dipastikan Jokowi tidak akan kuat," ucap Ubedilah Badrun kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (17/5/2020).
Namun, kata Ubedilah, PDIP pasti akan berpikir secara masak-masak untuk meninggalkan Jokowi di tengah jalan.
"Problemnya tentu PDIP berhitung. Misalnya Jokowi ditinggalkan dan kemungkinan diberhentikan di tengah jalan, PDIP dapet apa?" kata Ubedilah.
Jika PDIP yakin akan mendapatkan keuntungan politik, kata Ubedilah, maka PDIP sangat mungkin akan meninggalkan Jokowi.
"Karena selama ini Jokowi dinilai lebih sering menjadi beban bagi PDIP," pungkas Ubedilah.[ida]
- Mantan Gubernur Jabar Aher Disebut Layak Dampingi Anies Baswedan di Pilpres 2024
- Percaya Diri Tampil Debat Cawapres, Mahfud MD: Segmen Kelima Paling Konkret
- Minta Restu Jokowi, Herman Deru Khawatir Kedekatan Matahati dengan Prabowo?