Prakerja Bantu Warga Sumsel Tingkatkan Keterampilan dan Tekan Pengangguran

Penjabat Gubernur Sumatera Selatan, Elen Setiadi dan Direktur Eksekutif Prakerja, Denni Puspa Purbasari/ist
Penjabat Gubernur Sumatera Selatan, Elen Setiadi dan Direktur Eksekutif Prakerja, Denni Puspa Purbasari/ist

Program Kartu Prakerja telah membuktikan dampak positifnya dalam mengurangi angka pengangguran di Provinsi Sumatera Selatan. Program ini berhasil meningkatkan keterampilan lulusan SMA dan sarjana, serta mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.


Direktur Eksekutif Prakerja, Denni Puspa Purbasari, mengungkapkan bahwa program ini memberikan peluang bagi para peserta untuk meningkatkan keterampilan mereka, sehingga mampu bersaing di dunia kerja maupun berwirausaha.

"Prakerja berperan penting dalam pemberdayaan masyarakat, dengan memberikan kesempatan bagi individu untuk meningkatkan kesejahteraannya secara bermartabat dan berkelanjutan," ujarnya, Selasa (1/10).

Sebagai bagian dari upaya mempererat hubungan dengan alumni, Prakerja mengadakan temu alumni yang dihadiri oleh 114 peserta dari 16 kota/kabupaten di Sumatera Selatan. Acara ini menjadi ajang bagi para alumni untuk berbagi pengalaman serta membentuk jaringan komunitas yang lebih kuat.

Salah satu kisah sukses alumni datang dari Deri Liansyah, mantan tukang listrik jalanan asal Lubuklinggau. Melalui pelatihan Prakerja, Deri mendapatkan sertifikasi keahlian instalasi listrik dan pemasaran digital, yang membantu dirinya mengembangkan bisnis kelistrikan hingga berhasil mendirikan PT Fardan Electronic Tri Tunggal. Kini, bisnisnya melayani klien di tingkat regional, nasional, hingga internasional.

Penjabat Gubernur Sumatera Selatan, Elen Setiadi, menyatakan bahwa program Prakerja mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak, baik di dalam maupun luar negeri. "Program ini merangkul 25% usia produktif di Sumsel dan telah menjadi contoh sukses dalam upaya mengurangi pengangguran," ujar Elen.

Sejak diluncurkan, Prakerja telah meluluskan lebih dari 602 ribu peserta di Sumatera Selatan. Dari jumlah tersebut, 24 persen sebelumnya menganggur, namun kini telah memiliki penghasilan baik sebagai pekerja maupun wirausahawan. 

Pelatihan yang paling diminati meliputi penjualan dan pemasaran, pengolahan makanan dan minuman, serta keterampilan gaya hidup. "Pemerintah tentunya akan mendukung ini semua agar komunitas dan para alumni bisa mendapatkan wadah yang lebih baik dan lebih layak," pungkasnya.