PLN Belum Temukan Penyebab Gangguan Transmisi LubukLinggau-Lahat, Pemadaman Listrik Masih Misteri

Manajer Komunikasi dan TJSL PLN UID S2JB, Iwan Arissetyadhi/ist
Manajer Komunikasi dan TJSL PLN UID S2JB, Iwan Arissetyadhi/ist

Pemadaman listrik yang melanda wilayah Sumatera Selatan, Jambi, dan Bengkulu akibat gangguan transmisi SUTT 275 kV Lubuklinggau-Lahat masih menyisakan misteri. 


Pasalnya pihak PLN Unit Induk Distribusi Sumatera Selatan, Jambi, dan Bengkulu (UID S2JB) hingga kini belum mengetahui penyebab utama gangguan tersebut.

Manajer Komunikasi dan TJSL PLN UID S2JB, Iwan Arissetyadhi, belum bisa memberikan keterangan spesifik terkait penyebab utama pemadaman listrik yang terjadi kemarin. 

"Saat ini petugas kami sedang mencari penyebab utama gangguan transmisi SUTT 275 kV Lubuklinggau-Lahat," kata Iwan dalam konfrensi pers.

Sementara penyelidikan berlangsung, PLN memprioritaskan pemulihan sistem kelistrikan terutama pada fasilitas pelayanan publik. 

"Kami berkoordinasi dengan semua pihak pemangku kepentingan dalam pemulihan sistem kelistrikan pada fasilitas pelayanan publik, rumah sakit, dan layanan transportasi umum LRT Sumsel yang menjadi prioritas. Pemulihan sistem kelistrikan ini kami lakukan secara bertahap," jelasnya.

PLN S2JB mencatat sebanyak 4,3 juta pelanggan terdampak pemadaman akibat gangguan transmisi tersebut. Namun, 80 persen dari jumlah tersebut, atau sekitar 3,4 juta pelanggan, sudah kembali mendapatkan pasokan listrik. 

"Sisanya 20 persen lagi atau hampir 1 juta pelanggan masih dalam proses, dan kami pastikan hari ini kembali normal," ujarnya.

Iwan juga menjelaskan bahwa ketidakstabilan instalasi kelistrikan pelanggan terjadi karena beban pemakaian yang fluktuatif. 

"Beban pemakaian naik pada pukul 10.00-13.00 WIB, turun pukul 14.00-15.00 WIB, dan naik lagi pada pukul 17.00-21.00 WIB. Kami terus berupaya secara bertahap. Kita tahu semalam naik, turun karena sistem masih belum stabil, karena masih proses penormalan beban," katanya.

Terkait kompensasi dampak pemadaman listrik, Iwan menyebut bahwa keputusan tersebut akan ditentukan oleh perusahaan. "Kami sebagai pihak UID hanya berfokus pada pemulihan sistem kelistrikan," pungkasnya.