Pihak RS Minta Jangan Kucilkan Bekas Pasien Gangguan Jiwa

RS Ernaldi Bahar Palembang (Alwi Alim/rmolsumsel.id)
RS Ernaldi Bahar Palembang (Alwi Alim/rmolsumsel.id)

Gangguan jiwa masih menjadi stigma buruk di kalangan masyarakat, sehingga tidak jarang lingkungan atau bahkan keluarga mengucilkan Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Padahal, penyakit tersebut masih dapat disembuhkan apabila rajin menjalani pengobatan.


Kepala Instalasi Humas dan Pelayanan Pengaduan RS Ernaldi Bahar, Iwan Adyantoro berharap, keluarga dan lingkungan ODGJ tidak mengucilkan pasien, dan mengingatkan untuk terus meminum obat.

Ia menjelaskan, gangguan jiwa merupakan salah satu penyakit dalam, sama halnya dengan diabetes dan lain sebagainya. Namun, untuk penyembuhannya memang membutuhkan waktu dan tentunya harus rajin meminum obat. Hanya saja, terkadang menjadi stigma buruk di masyarakat.

"Gangguan jiwa ini ada yang bisa sembuh dengan sempurna jika memang rajin meminum obat," katanya saat ditemui di Rumah Sakit (RS) Ernaldi Bahar Palembang, Sabtu (19/6).

Gangguan jiwa ini terbagi beberapa kategori, pertama yakni skizofrenia. Pasien yang terkategori skizofrenia mengalami halusinasi sehingga terkadang berteriak, berbicara sendiri, dan lain sebagainya.

Kedua yakni Depresi, pasien yang mengalami kategori ini bergejala seperti hilang mood, sedih. Bahkan, terlintas untuk bunuh diri. Ketiga yaitu anxiety, dimana pasien mengalami kecemasan atau ketakutan berlebihan secara terus menerus.

"Kebanyakan yang rawat inap di RS Ernaldi Bahar Palembang mengalami skizofrenia, sedangkan dua lainnya bisa dirawat jalan," ujarnya.

Menurutnya, gangguan jiwa skizofrenia ini bisa disembuhkan dalam waktu dua tahun. Hanya saja, persentasenya tergantung dari seberapa kronis penyakit tersebut. Setelah sembuh tentunya harus tetap meminum obat secara rutin sehingga tidak kambuh.

Namun, yang menjadi persoalan yakni stigma masyarakat. Meski sudah sembuh terkadang lingkungan, bahkan keluarga pasien mengucilkan mereka sehingga berdampak sangat buruk bagi pasien. Hal ini menimbulkan penyakit tambahan yakni depresi sehingga bukan tidak mungkin terlintas pikiran bunuh diri bagi pasien.

"Karena itu, kami harap keluarga dan lingkungan sekitar tidak mengucilkan pasien dan terus mengingatkan untuk terus meminum obat," imbuhnya.