Pengguna QRIS di Sumsel Belum Merata, Masih Terpusat di Kota Palembang

Kegiatan Sinergi Akselerasi Ekonomi Keuangan Digital, Sumsel Maju Untuk Semua di Hotel Arista Palembang. (mita rosnita/rmolsumsel.id)
Kegiatan Sinergi Akselerasi Ekonomi Keuangan Digital, Sumsel Maju Untuk Semua di Hotel Arista Palembang. (mita rosnita/rmolsumsel.id)

Aplikasi keuangan digital, QRIS yang dipelopori Bank Indonesia (BI) telah banyak digunakan oleh masyarakat Sumsel. Data BI Perwakilan Sumsel, pengguna QRIStahun ini telah mengalami peningkatan 96,68 persen. Hanya saja, penggunaannya masih terpusat di perkotaan.


Kepala Perwakilan BI Sumsel, Hari Widodo mengatakan, sekitar 60 persen pengguna QRIS ada di Kota Palembang. Sementara kota dan kabupaten lainnya hanya sekitar 3-4 persen. Menurutnya, minimnya pengguna di daerah lantaran penduduknya masih belum melek digital.

“Sehingga, ini jadi tugas kami untuk menggencarkan sosialisasi dan edukasi publik agar masyarakat melek digital dan terus memanfaatkan keberadaan asosiasi-asosiasi dalam penggunaan QRIS,” kata Hari saat konferensi pers Sinergi Akselerasi Ekonomi Keuangan Digital, Sumsel Maju Untuk Semua di Hotel Arista Palembang, Rabu (1/12).

Menurutnya, jumlah merchant di Kota Palembang yang menggunakan QRIS baru sebanyak 335 unit yang 90 persennya UMKM. Selain UMKM, QRIS juga digunakan oleh pedagang di 10 dari 13 pasar tradisional di Palembang.

“Penggunaan QRIS tidak hanya sebatas transaksi jual beli saja. Tapi juga digunakan di 1.938 masjid dan 101 gereja untuk pembayaran dan infak,” terangnya.

BI juga memperhatikan fitur keamanan QRIS agar bisa terhindar dari kejahatan cyber crime. “Resiko bertransaksi kebobolan data atau cyber crime itu tidak bisa kita hilangkan, tapi kalau untuk dimitigasi bisa. Kita lihat potensi resikonya seperti apa, kita sudah memperhatikan fitur keamanan dari QRIS ini. Diregulasi dengan ketat dan tetap diantisipasi," tutupnya.