Pasokan Gas dari Rusia Berkurang, Denmark Kalang Kabut

ilustrasi (istimewa/rmolsumsel.id)
ilustrasi (istimewa/rmolsumsel.id)

Badan Energi Denmark (DEA) mengeluarkan peringatan dini tingkat pertama pada Senin (20/6). peringatan tersebut menyusul mulai berkurangnya pasokan gas dari Rusia. 


DEA mengatakan situasi saat ini memasuki tahap serius dan menyerukan semua pihak untuk sama-sama memulai sesuatu yang bisa mengatasu kekurangan tersebut.  

Uni Eropa telah menetapkan sistem yang memungkinkan negara-negara anggota untuk menandai kesulitan pasokan energi yang akan datang menggunakan tiga tingkat peringatan, yaitu dimulai dengan "peringatan dini", diikuti oleh "peringatan", lalu "darurat".

Sebuah "peringatan dini" bertindak sebagai sinyal kepada para pemain di pasar gas bahwa pasokan gas mungkin menurun secara serius, memungkinkan industri untuk bersiap menghadapi krisis pasokan yang nyata.

"Ini adalah situasi serius yang kita hadapi, dan semakin memburuk dengan berkurangnya pasokan dari Rusia ke pasar gas Eropa. Itulah sebabnya, bersama dengan negara-negara UE lainnya, kami sekarang mengumumkan peringatan dini untuk menunjukkan ketekunan yang tepat waktu," kata Martin Hansen, wakil direktur DEA, seperti dikutip dari AFP.

DEA mengatakan telah membuat rencana untuk memastikan bahwa konsumen dapat memanaskan rumah mereka selama musim dingin jika terjadi kekurangan gas.

"Rencana tersebut mencakup pelepasan stok darurat dan kemungkinan bagi perusahaan konsumen gas terbesar untuk menghentikan pasokan gas mereka seluruhnya atau sebagian untuk suatu periode," kata DEA.

Penyimpanan gas Denmark saat ini kira-kira. 75 persen terpenuhi, mendekati target UE 80 persen yang dipenuhi pada 1 November 2022.

DEA menyoroti bahwa ketika ladang kondensat gas terbesar di Sektor Laut Utara Denmark, platform Tyra, mulai beroperasi tahun depan, produksi gas alam Denmark dapat meningkat dan Denmark akan menjadi eksportir bersih.

Belanda juga mengumumkan pada Senin akan mencabut pembatasan pembangkit listrik tenaga batu bara, sehari setelah Jerman dan Austria mengambil langkah serupa untuk mengurangi ketergantungan mereka pada pasokan gas Rusia.