Palembang Jadi Kota Deflasi Terendah Nasional

Kepala BPS Sumsel, Zulkifli . (rmolsumsel.id/Yulia Savitri)
Kepala BPS Sumsel, Zulkifli . (rmolsumsel.id/Yulia Savitri)

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) mencatatkan kondisi perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK) di wilayah ini mengalami inflasi 0,01% pada Mei 2021. Adapun Palembang, sebagai kota standar IHK justru mengalami deflasi.


“Kota Palembang mengalami deflasi 0,02 persen pada Mei 2021. Ini deflasi terendah dari 9 kota IHK di Indonesia,” ungkap Kepala BPS Sumsel, Zulkifli dalam rilis resminya secara virtual, Rabu (2/6) kemarin.

Zulkifli menyebutkan, ada anomali di Palembang dengan tingkat deflasi yang rendah pada bulan Mei. Padahal bulan ini merupakan peak season yakni adanya momen puasa dan lebaran yang biasanya menjadi faktor pengerek inflasi. 

Tapi berbeda dengan kota IHK Sumsel lainnya yakni Lubuklinggau. Pada periode yang sama secara year on year tercatat mengalami inflasi lebih tinggi dari Palembang. “Komoditas yang memberi andil deflasi Palembang pada bulan Mei 2021 antara lain cabai merah, daging ayam ras, cabai rawit, dan bawang merah. Khususnya penurunan harga cabai merah karena adanya panen raya,” jelasnya.

Sedangkan penurunan harga cabai di Lubuklinggau tercatat tidak terlalu tajam seperti Palembang. Bahkan ayam ras cenderung naik, karena konsumsi jelang lebaran.  “Palembang sepertinya lebih konsumsi ayam kampung sehingga harga ayam tidak naik. Ditambah pula larangan tidak mudik juga pengaruhi harga pasaran,” ulas Zulkifli.

Diketahui, pada Mei 2019 Sumsel inflasi 0,38 persen begitu pula pada tahun 2020 sebesar 0,13 persen. “Kondisi ini menunjukkan bahwa daya beli kita kemungkinan besar belum begitu pulih,” katanya, Rabu (2/6)