Pakar: Selain Pandemi Kecelakaan Juga Pembunuh Hebat di Indonesia

Ilustrasi Kecelakaan Tabrak Belakang/net
Ilustrasi Kecelakaan Tabrak Belakang/net

Berdasarkan data statistik jumlah korban meninggal di Indonesia akibat kecelakaan cukup fantastis. Hal ini menunjukkan, bahwa kecelakaan juga merupakan pembunuh yang tak kalah hebat dari pandemi .


Pakar Ergonomi Rekayasa Kerja dan Keselamatan Kerja Institut Teknologi Bandung (ITB), Hardianto Iridiastadi, dan dosen Teknik Industri Itera, Fatin Saffanah Didin membahas faktor risiko kecelakaan tabrak belakang yang kerap terjadi jalan tol, dalam webinar series DoBelCreativeTalk, Jumat (18/6).

Hardianto menjelaskan kecelakaan transportasi menjadi salah satu bidang yang cukup diminati oleh peneliti di seluruh dunia. Di Indonesia khususnya, aspek prilaku manusia sangat bisa digali secara lebih mendalam dalam bidang tersebut.

"Berdasarkan data statistik, jumlah korban meninggal di Indonesia akibat kecelakaan dalam 1 hari ada 3-4 orang. Hal ini menunjukkan, bahwa kecelakaan juga merupakan pembunuh yang tak kalah hebat dari pandemi," kata Hardianto.

Menurutnya, faktor yang mempengaruhi kecelakaan tabrak belakang umumnya adalah faktor pengemudi, kendaraan dan lingkungan. Strategi untuk penanganan hal tersebut yang dapat dilakukan yakni dengan penegakkan hukum, dan mengubah prilaku pengemudi.

"Mengubah prilaku dapat dilakukan dengan mengubah sistem desainnya. Misalnya, kita mendesain jalan berputar arah dengan bahan yang keras, bukan dengan 'cone'," ujarnya.

Sementara, Fatin Saffanah Didin memaparkan penelitian yang telah dilakukan terkait kecelakaan tabrak belakang, juga kajian lapangan pada pengemudi di jalan tol.

Fatin menyebut kecelakaan di jalan tol tidak hanya timbul akibat kendaraan yang melaju kencang, tetapi juga dapat disebabkan karena kendaraan melaju di bawah kecepatan.

"Beberapa tabrak belakang 90 persen dialami oleh kendaraan kecil yang kebanyakan menabrak truk yang berjalan pelan," ujarnya.

Direktur IIO, Acep Purqon, dalam sambutan berharap peserta webinar dapat menyerap ilmu sebanyak-banyaknya dari para pembicara yang memang memiliki bidang ilmu terbaru terkait dengan ergonomi.